WOW
; Ekspresi Modernitas dan Tradisional Dalam Wayang
Media
bagi saya adalah sesuatu yang berfungsi untuk mewadahi, mengakomodir
segala hal. Objek segala hal itu meliputi bendawi dan non bendawi,
yang datang dari masa lalu, masa kini, masa mendatang ataupun
pergulatan dari ketiganya.
Dewasa
ini, sedang marak fenomena seni dan budaya Nusantara diangkat kembali
ke ranah budaya elektronik. Entah hanya gejala sesaat ataupun kembali
menekuni akar – akar identitas diri. Identitas yang mulai
tercerabut dari rentang waktu ; Peradaban Animisme, Dinamisme,
Kerajaan – kerajaan Hindu – Buddha, Mataram Kuno hingga Mataram
Islam, kolonialisme Belanda, Jepang, Orde lama, Orde Baru sampai Era
Reformasi. Rentang waktu yang cukup lama.
Jika
boleh, semua itu bisa dirangkum atau disimbolisasikan secara tepat
dalam bentuk media Wayang. Wayang adalah perlambang manusia Indonesia
itu sendiri.
Tampaknya
ekspresi [ baca ; tradisi dan modernitas ] ditangkap begitu “ wow “
oleh Kompas Tv yang mengusung tag line “ Inspirasi Indonesia “.
salah satu stasiun televisi swasta yang mengembangkan Sistem Siaran Jaringan [ SSJ ].
WOW
[ World Of Wayang ]
adalah dokumenter Kompas Tv yang membagi cerita tentang para pelaku
Wayang, jenis – jenisnya, sebarannya diseluruh Indonesia,
pertunjukan dan modifikasinya. Menggandeng PT Bank Central Asia Tbk
melalui Program “ BCA Untuk Wayang Indonesia “ bekerja sama juga
dengan PEPADI [ Persatuan Pedalangan Indonesia ]. Program yang
ditanyangkan setiap Minggu, pukul 11.30 WIB ini setidaknya memberikan
gambaran tentang Wayang. Walaupun eksplorasi yang dilakukan masih
sebatas bermain di permukaan. Tampaknya durasi dan fokus dokumentasi
yang mempengaruhi. Belum terlalu [ baca dengan logat Bang Haji Rhoma
Irama ] menyentuh ; Wayang
Dalam Format Pendidikan Formal, Wayang Dalam Pendidikan Non Formal,
Nilai – Nilai Budi Pekerti Dalam Wayang, Menumbuhkan Minat Dan
Bakat Anak Terhadap Wayang, Wayang Sebagai Sarana Edukatif Rekreatif,
Pengenalan Etika Dan Estetika Dalam Pewayangan, Pengenalan Seni
Pewayangan Melalui Teknologi Modern, Manajemen Pertunjukan Wayang,
Nilai Kemanusiaan Dan Efek Phsikologis Dalam Wayang, Aspek Sosial
Budaya Wayang Dalam Perspektif Masyarakat Masa Kini Di Tengah
Globalisasi, Pertunjukan Wayang Dalam Budaya Masyarakat Masa Kini,
Wayang Sebagai Komoditas Industri Dan Pariwisata, Pemahaman Nilai
Filosofi, Etika Dan Estetika Dalam Wayang, Garap Iringan Pakeliran
Dalam Pertunjukan Wayang 1.
Fokus
pada 2 hal ; pendidikan dan pengembangan [ pelestarian ] Wayang.
Pengembangan memerlukan serangkaian riset yang melibatkan inter
disiplin ilmu pengetahuan. Karena wayang adalah milik setiap orang
dan salah satu jati diri serta budaya bangsa.
Menurut
White dalam Teori Evolusi Kebudayaan mengatakan ; faktor – faktor
lain tetap saja, namun kebudayaan berkembang bila kadar energi yang
tersedia untuk setiap orang [ per
capita
] dalam setiap tahun bertambah atau bila efisiensi dari cara – cara
penggunaan energi meningkat 2
.
. Dengan kata lain, suatu teknologi yang lebih maju memberi kepada
manusia penguasaan energi yang lebih banyak [ energi manusia, hewan,
Matahari dan sebagainya ] dan hasilnya adalah kebudayaan manusia
berkembang dan berubah.
Dan,
WOW
[ World Of Wayang ]
telah dan terus mendokumentasikan perkembangan itu melalui media
elektronik. Sedangakan merujuk pada fungsi persebaran , media [
Kompas Tv ] pun harus mulai mengembangkan [ lagi ] sisitem kerja sama
siaran jaringan ke luar negeri. Melalui program pertukaran
dokumentasi seni dan budaya, salah satunya.
Wayang
dalam lingkup persebaran, pengembangan merupakan perjumpaan antara
Budaya India, Jawa [ Indonesia ] dan Arab [ pengaruh Islamisasi ].
Bantul,
6 Maret 2013.
Catatan
Akhir “ WOW [ World Of Wayang ] “ :
1
Beberapa tema dari pewayangan tersebut [ pendidikan dan pengembangan
] telah ditayangkan dalam beberapa episode WOW Kompas Tv.
Tampaknya
tulisan “ Lukisan Anak – Anak di Bali “ oleh Jane Belo yang
aslinya merupakan kertas kerja yang dipersiapkan untuk Kongres
Kebudayaan yang diorganisir Java Instituut, merupakan konferensi
pertama bertempat di Bali dimana berkumpul para ahli dari berbagai
bidang keahlian tentang Indonesia [ Oktober 1937 ]. Kertas kerja
tersebut telah diterbitkan di Majalah Djawa terbitan Java Instituut
no. 5 dan 6 tahun 1937, juga dalam ; Childhood in Contemporary
Cultures, The University of Chicago Press, Phoenix edition 1963
halaman 56 – 69 --- masih tetap relevan karena menyuguhkan
diskripsi yang jelas bagaimana pengaruh kebudayaan terhadap proses “
penempaan “ seorang seniman.
Penulis
menguraikan hasil pengamatannya mengenai proses perkembangan melukis
menurut gaya tradisional dari 20 anak laki – laki di Bali, berumur
3 – 10 tahun. Anak – anak dari Desa Sajan, Kabupaten Gianyar,
yang sengaja dikumpulkan dan difasilitasi untuk melukis.
Dunia
hayal anak – anak Bali waktu itu adalah ; Wayang. Terproyeksi dalam
lukisan – lukisan karya mereka.
Simak
penelitian tersebut dalam ;
T.O
Ihromi ( editor ), 1996. Pokok – Pokok Antropologi Budaya. Jakarta
: Yayasan Obor Indonesia.
[
lihat Bab X. Lukisan Anak – Anak di Bali, halaman 180 – 203 ].
Apakah
Dunia Wayang masih merasuk kedalam alam pikir anak – anak kita
sekarang ?!.
2
Leslie
A. White, 1949. The Science of Culture. New York : Farrar, Straus and
Gudahy, page 368 – 369.
Teori
tentang Evolusi kebudayaan sebelumnya juga sudah dicetuskan pleh para
ahli Antropologi.
Edward
B. Taylor ( 1832-1917 ),menyatakan bahwa semua masyarakat manusian
melewati 3 tahap utama dalam evolusi ; tahp liar ( savagery ), biadab
( barbarism ), dan akhirnya peradaban ( civilizatation ).
Selengkapnya
dalam ; Edward B. Taylor, 1958. Primitive Culture. New York : Harper
Torchbook ( pertama diterbitkan 1871 ).
Lewis
H. Morgan ( 1818-1889 ), merupakan pengembakan dari Teori Taylor ;
Tahap Savagery dan Barbarism dibagi lagi menjadi 3 tahap ( tinggi,
menengah, rendah ). Ketiga tahap itu dibedakannya menurut hasil –
hasil teknologi yang telah dicapai.
(
Lewis Henry Morgan, 1964. Ancient Society. Cambridge Mass : Belknap
Press, pertama kali diterbitkan 1877 ).
Bandingkan
dengan Leslie A. White pada penekanan bidang teknologi.
Teori
evolusi yang sebelumnya ( Taylor, Morgan ) mendapat kritikan dari
Boas pada tahun 1896.
Franz
Boas, 1940. The limitation of The Comparative Method in Anthropology.
New York : MacMillan ).
Julian
H. Steward, membedakan pemikiran evolusi menjadi ; Unilinear atau
Klasik ( Teori Taylor, Morgan ), Universal ( Teori White ),
Multilinear ( Teori Julian H. Steward ).
Selengkapnya
; Julian H. Steward, 1955. Theory of Culture Change. Urbana :
University of Illinois Press.
Marshall
Sahlins dan Erman Service, mengkombinasikan Teori White dan Steward
dengan mengakui 2 macam evolusi ; khusus ( specific ) dan umum (
general ).
Marshall
D. Sahlins dan Erman R. Service, 1960. Evolution And Culture. Ann
Arbor : University of Michigan Press.
Pandangan
tentang Evolusi Kebudayaan ini tidak tergantung pengungkapan evolusi
biologi yang telah terjadi, hal ini sudah ada jauh sebelum Origin of
Species karangan Charles Darwin.
3
Ungkapan
gaul cenderung lebay [ berlebihan ] tentang ; “ WOW, sambil koprol
“ dipopulerkan dalam iklan provider selular di Indonesia. Strategi
marketing untuk menjaring konsumen generasi muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda akan memperkaya wawasan.