Social Icons

Minggu, 24 Februari 2013

Kabasaran : Tarian Perang Minahasa



Nusantara memiliki banyak ragam tari keprajuritan. Yang ini berasal dari Minahasa.
Kabasaran adalah sebuah tarian perang yang mencerminkan sifat – sifat kepahlawanan sejati pada Masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara. Kostum penari umumnya berwarna merah menyala dihiasi berbagai aksesoris bahan alam ; kulit kayu pada baju, mahkota dengan paruh Burung Taon dan bulu – bulu Ayam. Sementara tongkat terbuat dari batang Pohon Tawaang Merah yang dikeramatkan oleh Masyarakat Minahasa. Selain itu, para penari juga memakai kalung dengan bandul tengkorak Monyet. Ini melengkapi gambaran spiritual magis tarian.

Tarian Perang Minahasa, Budaya Sulawesi Utara, Tarian Tradisional
Kabasaran berasal dari kata Wasal, artinya Ayam Jantan yang dipotong jenggernya. Menurut Jessy Wenas, penarinya disebut Kawasaran, artinya menari dengan meniru gerakan 2 Ayam Jantan yang sedang bertarung. Kawasaran kemudian berkembang menjadi Kabasaran. Dalam Bahasa Melayu Manado kemudian huruf “ W “ berubah menjadi “ B “. Karena itu Kabasaran disini tidak terkait dengan kata “ besar “ dalam Bahasa Indonesia, meskipun tarian ini sekarang dipakai sebagai tarian penjemput tamu para pembesar. Setiap Penari Kabasaran memiliki 1 jenis senjata tajam yang merupakan warisan dari leluhur. Para penarinya biasanya turun – temurun dan semuanya laki – laki. Keseharian mereka adalah petani. Pada zaman dahulu mereka hanya menari pada upacara – upacara adat. Bila keadaan darurat perang, penari itu benar – benar menjadi prajurit perang ( Waranei ).
Tarian ini terdiri dari beberapa babak. Babak pertama adalah Cakalele, dari kata “ Saka “ artinya berlaga, dan “ Lele “ artinya berkejaran atau melompat – lompat. Babak ini dulu ditarikan ketika prajurit akan pergi perang atau sepulang dari medan laga. Tujuannya adalah untuk memberikan keganasan berperang sekaligus rasa aman kepada tamu, bahkan makhluk halus pun takut mengganggu karena dikawal oleh Kabasaran.
Babak kedua disebut Kumoyak, dari kata “ koyak “, artinya mengayunkan turun naik senjata tajam berupa pedang atau tombak. Penari melakukan gerakan maju mundur, dengan tujuan untuk menenteramkan diri dari rasa amarah waktu berperang.
Kata “ koyak “ dapat berarti membujuk roh dari lawan yang telah dibunuh dalam peperangan. Babak ke-3 adalah “ Lalaya'an “. Pada babak terakhir ini penari bebas melepaskan diri dari segala emosi amarahnya. Menari riang gembira, tangan di pinggang, melompat dan berteriak meluapkan ekspresi kegembiraan. Para penari harus berekspresi garang ; bagaiman mereka menentang musuh, mengejar, menghindar, bergerak ke kiri dan kanan. Kemudian meloncat, dengan posisi menyerang, bahkan tidak jarang menjerit – jerit, atau berteriak heroik “ Iyayat u santi ! “ maka petor ! “.
Ini ungkapan yang mengisyaratkan untuk angkat pedang dan kesiapan menuju medan laga. Penari menunjukkan senyuman ramah pada bagian – bagian “ Lalaya'an “. Disini tampak unsur dramatikalnya. Bagaimana seorang penari memainkan berbagai ekspresi yang berbeda – beda, pada kesempatan yang sama dalam sebuah adegan pementasan.
Kabasaran dipimpin oleh seorang Tonaas. Tonaas dipercayai sebagai orang sakti yang kebal senjata tajam dan juga dapat menterjemahkan suara Burung Manguni.
Tarian ini difungsikan sebagai pengawal pada pesta adat, penjemputan tamu, upacara kematian, perkawinan pemimpin negeri, serta menjaga keamanan wilayah. Setiap kampung ( negeri ) memiliki 10 Kabasaran. Pemimpinnya disebut “ Pa'impulu an ne Kabasaran “. Status mereka adalah pegawai desa yang mendapat tunjangan Beras, gula dan kain.
Tahun 1901 Kabasaran sebagai salah satu organisasi dibubarkan oleh Pemerintah Belanda. Namun eksistensinya tetap hidup, bahkan kian merakyat. Kaum muda bahkan anak – anak, serta wanita pun mulai menyukai dan bahkan menarikan tarian ini.


Riwayat Tulisan “ Kabasaran : Tarian Perang Minahasa “ :
Ditulis oleh Budiyatmi, Pengajar Seni Rupa di FBS, Unima, Manado.
Diambil dari Majalah Gong Edisi 87 / VIII / 2007 dengan judul asli “ Kabasaran “

by Facebook Comment

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda akan memperkaya wawasan.