Social Icons

Selasa, 21 Agustus 2012

Reading Society


Masyarakat Jawa sangat menghargai keberadaan buku ( kitab ). Tradisi kuat yang mengakar dalam menghargai, mengkeramatkan suatu benda yang dianggap mempunyai nilai lebih. Hal itu dapat ditelusuri dari cara memperlakukan dan merawat dengan “ laku – laku “ tertentu. Mengolah batin dan raga ditata dalam suatu ritual khusus agar terjalin sinergi materi dan non materi. Menempatkan penghargaan terhadap hasil cipta, rasa dan karsa.
Salah satu tata cara tersebut terlihat dalam memperlakukan naskah kuno. Dari sampulnya sering terlihat kehitam – hitaman, bekas dikutugi Kemenyan. Seperti naskah kuno Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ( Serat Suryo Raja dan Serat Sittin ).

Perawatan Naskah Kuno, Naskah Kuno, Museum, Kitab Surya Raja, Kitab Sittin
Perawatan Naskah Kuno
Ataupun dalam nuansa yang lebih modern, penataan buku di perpustakaan. Ditempatkan dalam rak berjejer rapi, diberi sampul tiap bukunya, kodefikasi sebagai cara agar buku tidak lapuk. Ketika zaman semakin berkembang, format E- Book ( Electric Book ) menjadi alternatif cara pendokumentasian yang praktis. Senada dengan upaya pendokumentasian itu, Sinta Ridwan memulai proyek Museum Digital. Dokumentasi naskah – naskah kuno dalam media elektronik agar mudah dan cepat diakses masyarakat luas.
Patutlah kita berbangga ketika koleksi dokumentasi sejarah Kerajaan Majapahit ( Kitab Negara Kertagama ) telah diakui sebagai memori dunia oleh UNESCO. Kitab sastra yang ditulis Mpu Prapanca sekitar 1350 – 1389. Berkisah sejarah Majapahit pada masa pemerintahan Sri Rajasanagara ( Prabu Hayam Wuruk ). Kitab yang ditulis diatas Daun Lontar tersebut terdaftar dalam The memory of the world regional register for Asia Pacific.
by Facebook Comment