Social Icons

Minggu, 12 Mei 2013

Semalam Suntuk

I.

Malam menjelma bayang - bayang, kita nyalakan bayang - bayang. Lampu -
lampu pada tata kota seperti digosok berulang - ulang para pedagang. Tapi
tetap jawabannya ; " Wani piro ?! "
Seorang pacaran di taman kota bermain petak umpet lalu cangkriman.
Itulah cinta.
Seorang tergesa dengan motornya, mesin dan alam kloningan.
Kita telah menjadi robot - robot zaman yang bermimpi menjadi manusia.
Katakanlah ini sebagai dongeng sebelum tertidur panjang.

Para PSK hilir mudik menjajakan kehangatan, pengajian hingar bingar
bercampur fanatik. Ada yang menggeleng mengingat Tuhan.
Seorang ( tampaknya pejabat ) menawar perempuan.
" Wani piro ?! " kata perempuan.
Hmm,... Wisata dan sex tlah membudaya.
Malam ini biarlah segalanya terbebas dari kebebasan

II.

Long shot ; bocah mengamen melagukan " Yogyakarta ". Skets di wajahnya
membuat nasib begitu hidup.
Long shot ; leleki itu telah bergumul.
Close up ; " joss ! " celupan arang bara dalam segelas kopi.
Malam menghitam. Dalam.
Close up ; sepasang kekasih ( mungkin ) berjalan dengan kaki lima sebab
jalan adalah souvenir masa depan.
Long shot lalu close up diafragma dada ; tukang parkir kehilangan lahan
parkir. Mendadak long shot ; kekuningan.
Seorang bermotor melihat spion ;

Malam menjelma bayang - bayang, kita nyalakan bayang - bayang

Tiba - tiba bunyi nyaring klakson menjeritkan " Amin ! " pada
pengajian ( long shot ).
Close up memutar mengenai angin, angin apa ?!
Ya angin udaramu, ya udara oksigenmu, ya Zat Asam Arang, bercampur baur
Karbon Dioksida, bau kentut yang tertahan, angin Lele, ikan bakar, nikotin tar,
alkohol, bau badan, orang kerokan dengan koin kuno mereka melukis malam.

III.

Kuberanikan menginap dalam imajinasimu sebab kaulah imaji itu. Lalu
diam, entah mengapa berselimut rapat. Dapatkah kita berkata - kata
setelah ini itu ?!.
Aku pilih menelusuri malam langsung, umum, bebas, rahasia untuk lima
tahun kedepan. Untuk lima tahun kedepan, kau tetap memjadi malamku.
Jika orang masih slalu bertanya, katakan ; " kita sedang membatik sejarah ".

Seclurit sabit memecah purnama hingga terbagi kecil- kecil, kita nyalakan
bayang - bayang lalu berlakon wayang.
Tapi tidak, malam ini tidak hanya milik kita 'pun hanya punya malam.
Orang slalu sibuk menghitung angka untuk merumuskan segala kemungkinan.
Kita sedang bermain angka - angka bukan huruf - huruf.
Sebuah kondom terbawa angin mengabarkan sisa kehangatan. Maka ruang
waktu disitu disebut " Kondominium ".
" Jam berapa sekarang ?! "

IV.

Kita sedang bercerita ngawur tentang lampu - lampu ajaib di kotaku,
sama ajaibnya kala Thomas Alva Edison menemukan bohlam.
Ketika segala positif negatif dibentur - benturkan.
Kita nyalakan bayang - bayang di Hari Sabtu. Maka Sabtulah ruang waktu
kala itu. Sabtu Tahun Kabisat.
" Permisi " orang menggotong kenangan bertubi - tubi.
" Assalamu'alaikum, plamit plamit mbah " angka - angka menjadi hal -
Hal menakutkan dalam beribu - ribu kemungkinan.
" Malam " itu masalah angka bukan huruf lalu ia sengit mendebatku, sedang
aku lagi asyik pacaran.
Selembar Koran Harjo Express edisi 1463 Senin Legi, 24 September 2012
tertangkap close up lepas-tangkap-lepas-tangkap ;

" Bth Tng Kntr Part/ Full Time Tnpa Tes Lsng Krja Inc 600rb/ mggu
SMS DtDIRI Bp.Sugara/ 085743838??? ( yach tak kelihatan, long shot ;
deru motor menerbangkan lembaran koran begitu cepat )".

Bukankah " malam " itu masalah angka - angka bukan huruf - huruf ?!.

Mari meramal 3 digit untuk beribu - ribu kemungkinan.
" Jam berapa sekarang ?! "
Kau cerewet saja !, bagaimana tidak cerewet, bukankah kita
sedang berdebat ?!.
Kau anggap cerita malam ini ilusi otak, lalu kau merangkai cerita baru.
Sampai kapan segalanya berakhir sebab waktu merupakan perputaran.
Seperti kanak belajar menggambar lingkaran kecil, lingkaran besar juga
segenap Nature Morte.
Bukankah lingkaran itu kosong, nol ?!
Jadi ini sebuah sinetron yang terus diperpanjang karna rating. Mungkin
menjengkelkan. Tapi kami benar - benar insomnia !.
Kami berkemas pada angka - angka, " Ajari kami menghitung hari ".
Karna efek kopi sedikit alkohol, kami terus ngelantur

V.

Lama - lama manusia mulai menyembah tubuh sebab ketelanjangan
begitu membius.
" Apa agamamu ?! "
" Cinta "
" Apa agamamu ?! "
" Napsu "
" Kau ?! "
" Wani piro ?! "
Ono Thathit mlayu mangulon, " byar ! " sepasang kekasih ( mungkin )
merapikan pakaian. Malam kehitam - hitaman, tipis disebelah Barat. Aurat -
aurat malam.
Jika ketelanjangan dipepat - bulatkan ia akan menjadi bentuk menggairahkan
dalam permenungan.
Masihkah ada bocah - bocah bermain petak umpet, Jamuran di bawah
purnama sedang kampung berubah kota. Siapa tadi menclurit purnama hingga
nampak belahan menggairahkan sejurus kemudian remang - remang membayang.
Kita nyalakan bayang - bayang. Ada jeritan " Ah ! " tertahan mungkin mengeluarkan
angka - angka fantastis, satu-dua-satu-dua pada tahun Kabisat.
Masihkah ada rahasia di malam ini ?!

Tuhan, dapatkah aku mohon tangguh waktu ?!


Bantul, September 2012.
by Facebook Comment

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda akan memperkaya wawasan.