Social Icons

Selasa, 29 Januari 2013

Ode Untuk Simbah

* Kagem mendiang Mbah Atmo Pawiro

Daging - daging tua ini minta disholatkan, kata - kata ini minta dikembalikan
pada asal mula kata, " mantra " kata Tardji.
Waktu kembali purba, segala memutih, kosong, transparan, terbekukan.
Cerita tentang manusia diawali tangisan, diakhiri tangisan.
Lalu dimana kau letakkan senyuman ?!
pada bibir keriput berkata, " Tuhan "-kah ?! "
Ah !, ayolah simbah, bergerakklah !. Kau akan menempuh perjalanan jauh.
Seorang renta meletakkan smua bebannya pada sebatang tongkat kayu usang.
Dan memang usang, tergesek kehitaman, coklat, bercak - bercak, halus
karna dipegang berulang - ulang.
Kambium, Xylem, Floem membesar semakin besar seperti ruh - ruh
kayu meloncat. Masai bentuknya.
Tapi waktu memperbaiki ruhnya sekali lagi menjadi peti.
Sebatang kayu usang menemaninya, ruh - ruh kayu, ruh -ruh tubuh.

Seorang renta bercerita padaku tentang Kupu - kupu Gajah dan Cacing Gelang.
Dahulu ( ketika orang berkata, " dahulu " ), ia bagian dari lampau.
Dahulu Baginda Nabi Sulaiman memberikan sebuah untuk Kupu - kupu.
Kalung liontin gemerlapan. Sebuah untuk cacing, dhodhot yang gagah.
Kupu - kupu dirayu, cacing ingin pertukaran.
O udara, segala hal dilaluinya !.
Seorang renta teruslah berkisah.
Keduanya bertukar. Kupu - kupu terbang rendah, dodor dhodhotnya.
Antara beban dan terbang, semua mengambang.
O udara, segala hal dilaluinya !.
Cacing tanah kedinginan, berkalung gemerlapan.
" Le, tahukah kau Kupu - kupu Gajah ?! "
O udara, segala hal dilaluinya !.

Lalu setiap Oktober dingin slalu terdengar gema yang basah
; " Kupu - kupu Gajah ,... Endhi dhodhotku,...
Kupu - kupu Gajah ,... Endhi dhodhotku,... "
Gema
Basah
Luka
Sunyi, lilitaning bunyi " i "
Kisah itu akan slalu mampir lagi menginap pada Oktober dingin.
Hujan kelabu terus berjatuhan,...
" Kupu - kupu Gajah ,... Endhi dhodhotku,...
Kupu - kupu Gajah,...Iki kalungmu,... "
Lalu kau !,
ya kau !,
menganggap itu kisah usang.

O udara, segala hal dilaluinya !
O O2, oxygent to my soul
Kami hirup udara sebab milik-Mu lah udara itu
Kami hembuskan udara sebab milik-Mu lah udara itu
Di negeri yang kaya ini, mungkin hanya udara saja yang gratis.
Mungkin begitulah suara kematian.
Nenek renta bagian ruang waktu kuno akhirnya kembali menjadi Jawa.
Ruang, waktu, segala hal ihwal, keadaan - keadaan uzur, relasi, segala
reparasi, regenerasi materi, non materi, segala hal yang tidak kami ketahui,
bersama sistem serta kuasa Tuhan ;
Nenek dan kakek dipersatukan kembali dalam keabadian rumah kedamaian.
Tepat di Utara rumah sederhana kami.
" Adakah ikatan yang demikian itu kau sesali ?! "

Tentang Kupu - kupu Gajah dan Cacing Gelang, aku percaya saja
sebab aku begitu mencintai nenek.
Lalu ruang, waktu, benda, non bendawi rebutan warisan

poci, puisi, minum teh, teh poci













Bantul, 17 September 2012
by Facebook Comment

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda akan memperkaya wawasan.