Social Icons

Minggu, 04 Januari 2015

Pembacaan Terhadap Naruto 688: Memata-Matai Sejarah

Saya suka membaca, apa saja termasuk yang remeh-temeh sampai temeh-remeh. Salah satunya komik. Kebanyakan orang melihat gambar daripada membaca dalam aktifitas "ngomik" ini. Memang komik memiliki jenis-jenisnya, dari komik anak-anak, remaja, dewasa sampai komik dengan nilai sastra. Komik dengan nilai sastra ini merupakan salah satu jalur yang dicetuskan Scott McCloud untuk me-re-inventing komik (1).

Saya akan memulai pembacaan tentang manga (Komik Jepang) Naruto chapter 688 "The Sharingan" (translasi versi Mangapanda).

Naruto, Manga, Masashi Kishimoto, Manga Ninja
Naruto 688 The Sharingan, h.17

 Chapter ini dominan pada persahabatan antara Hatake Kakashi, Uchiha Obito dan Rin Nohara. Persahabatan yang dipertemukan dalam kebersamaan kelompok ninja dibawah mentor Namikaze Minato. Relationship-friendship-leadership-ship, pokoke.
Persahabatan tersebut menimbulkan daya yang luar biasa untuk terus menciptakan kedamaian. Dalam komik dilukiskan sebagai kekuatan supranatural, tidak logis (Ninjutsu). Perdamaian dan pergulatan.
Padahal semua itu hanya bersumber pada persahabatan. Persahabatan dalam hal ini merupakan bagian dari Ninshuu (semacam idealisme Sage of the 6 Paths, pembelajaran ninja).

Naruto, Manga, Masashi Kishimoto, Manga Ninja
Naruto 646 God Tree, h.8
Naruto, Manga, Masashi Kishimoto, Manga Ninja
Naruto 646 God Tree, h.9






















Naruto, Manga, Masashi Kishimoto, Manga Ninja
Naruto 646 God Tree, h.10
 Bandingkan penjelasan Madara dengan perkataan Sage of 6 Pathts tentang ninjutsu dan ninshuu

Naruto, Manga, Masashi Kishimoto, Manga Ninja
Naruto 670 The Beginning, h.10
Kita memandang dunia yang bulat ini (dalam komik, dunia itu plat, berjalan dari panel demi panel) melalui sistem inderawi. Clan Uchiha memandangnya melalui mata (Sharingan, Rinnegan).
Memata-matai sejarah melalui Eternal Mangekyou Sharingan (Kaleidoscope Copy Wheel Eye).
"Pandanglah masa depan melalui mataku, sahabat" kata Obito pada Kakashi.
Transplantasi matapun dilakukan. Kakashi terkenal dengan julukan "Copy Ninja Kakashi'.
"Mari tulis lagi masa depan itu".

Naruto, Manga, Masashi Kishimoto, Manga Ninja
Naruto 688 The Sharingan, h.5

Apapun tujuan anda membaca komik, setidaknya mulailah memahami bahwa orang lain menemukan kesenangan waktu "ngomik".
Persahabatan antara Obito dengan Kakashi ibarat air dan minyak, semacam rivalitas. Tak harus menghilangkan identitas masing-masing dalam menjalin hubungan. Itulah yang menjadikan manusia unik, otentik satu dengan lainnya. Tentu dalam kerangka besar memahami dengan penuh ketegasan akan identitas masing-masing. Tanpa identitas, kita takkan saling mengenali. Akhirnya pemahaman hanya omong kosong. Orang bertanya dengan sinis ; "Adakah masih punya nilai; persahabatan, segala kebaikan melalui kedamaian, keadilan, kesejahteraan, bukankankah dunia ini sudah berjalan dengan sistem perimbangannya dengan sendirinya?!".
Lalu kita berdiri dimana ; keragu-raguan, kehati-hatian?!.
Kesamaan air dan minyak adalah sifat serta zatnya yang cair. Ini sudah banyak diketahui orang, tapi jarang dipahami. Bagaimana dengan pluralitas?!.

Naruto, Manga, Masashi Kishimoto, Manga Ninja
Naruto 670 The Beginning, h.6

Ap Agung
Saya suka komik wayang

Rerintik Hujan
Mau itu baca buku, dengerin lagu, ato ngomik, semuanya pasti ada kesenangannya tersendiri

Panji Cybersufi
@Ap Agung : lihat makhluk besar pada panel diatas, hidungnya yang panjang mirip karakter Wayang Petruk?!. Itu kalau diganti Petruk, jadinya Petruk memakai zirah perang (Petruk Dadi Satriya). Belum ada yang membuat cerita "Petruk Dadi Satriya", seorang babu yang menjadi pahlawan. Realitas di negeri kita, pembantu menjadi pahlawan devisa dengan segala permasalahannya.
Yang ada hanya "Petruk Dadi Ratu". Dalam konsep demokrasi, rakyatlah yang berkuasa. Tapi rakyat tetap saja dibodohi, hanya dibutuhkan ketika pemilihan umum saja.
Segala cerita tentang Petruk merupakan kreasi lakon carangan. Sebab dalam cerita, rakyat kecil hanya figuran bagi para penguasa. Alias tidak penting eksistensinya.

Panji Cybersufi
@Rerintik : yang dimaksud oleh Scott McCloud untuk me-re-inventing komik melalui jalur sastra adalah perpaduan antara teks (balon kata) dan gambar dalam komik. Mendaya gunakan kekuatan kata dan gambar. Salah satu contohnya adalah : Novel Grafis.

Rerintik Hujan
Hehehe..soal novel grafis itu, beberapa waktu lalu sempat jadi pembahasan dengan teman-teman juga. Kalau saya pribadi, belum terlalu bisa membedakan antara komik, baik yang menggunakan style gambar ala barat maupun style Jepang yang disebut manga, dengan novel grafis. Contohnya, mungkin mas Panji Cybersufi pernah baca 'novel grafis' V for Vendetta. Banyak dari kita yang bilang kalau V for Vendetta itu novel grafis (seperti yang di klaim oleh penerbitnya) dan nggak rela kalau V for Vendetta dibilang sebagai komik. Padahal, sang penulisnya sendiripun nggak pernah mengklaim sbg novel grafis. Jadi gimana dong?

Panji Cybersufi
Hmm,... waduh, pertanyaan tentang perbedaan antara komik dengan novel grafis, membutuhkan kompleksitas jawaban dari berbagi segi. Saya perlu berpikir ulang, jeda sejenak untuk menjawabnya
Pengertian komik yang umum adalah cerita (ber)gambar (Cergam). Definisi ini terlalu luas, jika begitu Wayang Beber, panel-panel candi (Kammawibangga di Borobudur, misal), ilustrasi cerpen, selebaran-selebaran dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM )yang menggunakan media cergam, bisa termasuk dalam definisi tsb.
Menurut McCloud, Komik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi ( berdekatan, bersebelahan, istilah yang sulit dalam sekolah seni) dalam turutan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi dan atau mencapai tanggapan estetis dari pembaca.
Istilah jukstaposisi, kau bisa bertanya pada Om George Soedarsono Esthu untuk lebih gamblang.
Sedangkan menurutku, novel grafis lebih menekankan pada narasi kata. Kalimat yang punya nilai sastrawi (kontennya tidak harus bentuk puisi). Novel yang bergambar.
Memang dalam seni, komik masih dipandang sebelah mata (sebelah memicing biar fokus).

Panji Cybersufi
Sastrawan Indonesia yang konsen dengan perkomikan sebagai referensi untuk menambah wawasan : Seno Gumira Ajidarma (SGA).
Masalah V For Vendetta, aku belum baca novelnya tapi pernah lihat filmnya.
Novel grafis menaikkan citra dari komik itu sendiri, sebuah karya yang lebih serius. Komikpun bisa dianalisa dari segi teknik gambarnya, peralihan antar panel sebagai alur cerita, dll.
Sebagai tambahan referensi, sila baca.

Rerintik Hujan
Hmm..maaf, baru buka fb, jadi belum buka link nya
Nah, itu, mengutip yg baru saja mas Panji Cybersufi tulis, penekanan pada pengertian novel grafis sebagai sebuah karya yang lebih serius (dari apa yang disebut komik ya?). Menurut saya, disitulah rancunya. Barangkali kita terbiasa dengan komik-komik dan manga (serta anime) dari masa kecil kita yang memang menyuguhkan tema-tema yang simple (sehingga kesannya bukan karya yang serius?), sementara sebenarnya banyak juga karya komik/manga yang temanya lebih kompleks/dark (noir) yang tentu saja digarap dengan 'serius'. Oh ya, sebenernya pengertian serius itu bagaimana ya mas?

Panji Cybersufi
Sedianya saya pernah pengin buat komik, lalu di-up grade menjadi novel grafis "Ki Blangkon 1". Saya gambar pada kertas buku yg bergaris menggunakan ballpoint (English : Bolpen Rp 1.000,-) lalu di-scan (bukan CT Scan, MRI, atau USG, sken biasaya). Tapi saya menyadari, teknik gambar saya masih kurang.
Untuk menggambar bentuk makhluk hidup (manusia, hewan, khususnya), seseorang harus memahami ilmu urai tubuh (anatomi). Setelah paham, silakan going wild sebebas-bebasnya untuk menemukan ciri khas yang personal dari gambar tsb. Ini logika yang berpadu dengan rasa juga imajinasi.
Jika diperlebar, seni patung dan anatomi, orang yang tepat untuk mengulasnya, tak lain adalah Dolorosa Sinaga.
Ah, ini terlalu meluas.
Ini gambaran awalku tentang "Ki Blangkon 1" sebelum editing gambar menggunakan aplikasi software.

Jogja Istimewa, Panji Cybersufi
Nah ini gambar yang sudah diedit menggunakan software editing gambar. Masih parah, ternyata.
Jogja Istimewa, Panji Cybersufi

Saya putuskan untuk sejenak jeda dari dunia pergambaran, nulis dulu saja.

 Coba direnungkan, Hierogliph Mesir, tulisan Hijaiyah Arab, Kanji Jepang, China, Korea, Aksara Jawa, Sunda, Bali, Pallawa, Bhrahmi, Prenagari yang dari India itu, kesemua itu gambar/tulisan?!.
Dalam komik, gambar dan tulisan bersatu setelah sekian lama "bercerai" (baca : tulisan menjadi sastra, alat komunikasi, sedangkan gambar menjadi lukisan).

Rerintik Hujan
Baru selesai baca link nya nih.. yang Hikmat Darmawan (kayaknya dulu pernah baca ini) mata lansung tertuju ke 'Mat Samson' hehehee...
Cukup jelas penjelasannya disitu. Salah satu yang saya tangkap, istilah novel grafis berasal dari dunia perkomikan Amerika untuk memberikan 'kelas' tersendiri terhadap komik-komik dengan tema yang lebih kompleks daripada tema komik anak-anak/remaja. Dimana kondisi tersebut 'tidak perlu' dilakukan pada industri komik Jepang, dimana manga memang mendapat tempat terhormat, sebagaimana diungkapkan melalui komen Si Medski dan balasan dari si empunya blog, Hikmat Darmawan (dimana dunia komik/manga inilah yang juga jadi rujukan saya).



Diadaptasi dari status Facebook Panji Cybersufi, 2014.
Situs Mangapanda diblokir. Mangapanda merupakan situs dengan konten manga (Komik Jepang).


Screen shot diambil pada 2 Januari 2015.


_________
(1). Dua belas revolusi komik menurut Scott McCloud:

1. Komik Sebagai Karya Sastra
Komik dapat menghasilkan sekumpulan karya yang layak dipelajari dan menampilkan dengan penuh makna hidup, waktu, dan pandangan pengarang.
2. Komik Sebagai Seni
Sifat-sifat artistik formal komik dapat dipandang mampu mencapai kualitas yang sama dengan bentuk seni seperti lukisan atau patung.
3. Hak-Hak Komikus
Para pembuat komik bisa memegang kendali yang lebih besar atas nasib karya-karya mereka dan memperoleh pembagian keuntungan finansial secara adil.
4. Inovasi Industri
Bisnis komik dapat dicipta ulang agar dapat melayani produsen dan konsumen dengan lebih baik.
5.Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat mengenai komik dapat diperbaiki sehingga setidaknya masyarakat memahami potensi komik dan dipersiapkan agar bisa menyadari adanya kemajuan jika itu terjadi.
6. Pengawasan Institusional
Lembaga pendidikan tinggi dan hukum dapat mengatasi prasangka yang telah beredar luas mengenai komik dan memperlalukan komik secara adil.
7. Keseimbangan Gender
Komik dapat memikat semua jenis kelamin dan dibuat oleh semua jenis kelamin.
8. Representasi Kaum Minoritas
Komik tidak hanya memikat dan dibuat oleh laki-laki berkulit putih, heteroseksual, dan berasal dari kelas menengah keatas.
9. Keragaman Genre
Komik mampu menampilkan beraneka ragam genre, bukan hanya fantasi kekuatan remaja.
10. Produksi Digital
Pembuatan komik dengan peralatan digital.
11. Pengantaran Digital
Distribusi komik dalam bentuk digital.
12. Komik Digital
Evolusi komik dalam lingkungan digital.

McCloud, Scott. Damaring Tyas Wulandari Palar (penerjemah). 2008. Reinventing Comics Mencipta Ulang Komik, Bagaimana Imajinasi dan Teknologi Merevolusi Seni Komik. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), h. 10, 11, dan 22.


Catatan Akhir Tahun

Tidak, dunia ini bukan merupakan keburaman. Namun kita sebagai manusia yang meruang dan mewaktu, memandang dunia hanyalah separuh-separuh, keterpisahan, iris demi iris kejadian. Seberapa luaskah fisik dan non fisik kita sanggup mengarungi dunia selama manusia masih mempunyai waktu (peluang, kesempatan, usia)?!.
Melalui berbagai macam relasi yang terjalin, manusia saling melengkapi dan menyatukan mozaik-mozaik, panel-panel dalam gambar kehidupan itu sebagai bentuk pemahaman (ilmu pengetahuan). Akhirnya manusia menjadi saksi sejarah, memata-matai sejarah.

Manga Naruto telah berakhir pada chapter 700 edisi full colour. Demikian itulah kehidupan; penuh warna-warni. Bukan berarti pembacaan terhadap gambar-gambar hidup tertuntaskan, melainkan anime serial Naruto Shippuden masih berjalan juga menantikan Naruto The Movie The Last tayang 2015.

Mari mewaktu dan meruang di pergantian tahun ini, memasukinya dengan Al Fatihah.


Jogjakarta, 02 Januari 2015.
by Facebook Comment

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda akan memperkaya wawasan.