Social Icons

Sabtu, 10 Januari 2015

Kisah Pada Sebuah Botol



Coca Cola telah di-amini sebagai minuman anak muda di Indonesia, bahkan diseluruh dunia. Strategi marketing yang dahsyat, “Always Coca Cola”. Seiring kebutuhan minuman tersebut, pembuka tutup botolpun diproduksi secara masal agar memudahkan cara meminumnya.
Tapi lihatlah warung-warung penjaja Coca Cola dipinggir jalan (ditiru teh botol, mengemas teh dalam botol), hanya butuh paku yang menancap dibilah papan di warung yang kemudian dibengkokkan untuk membuka tutup botol. Semudah itulah bangsa ini mensikapi teknologi, yang musti dibilang tepat dan kontekstual terhadap lingkungan sosial; sesuatu yang telah dilakukan berabad-abad!.

Bottle Opener, Bottle Count
Pembuka Botol Digital. Sumber: Otakku.com

Anwar Hilmi
Yang jelas cocacola kagak sehat kalau diminum terlalu sering.. bagusan air putih atau teh.

Panji Cybersufi
Amin (merujuk pada kalimat Coca Cola). Amin (merujuk pada teh dan air putihnya Kang Anwar).
Siapa yang mengira air kemasan juga laku dijual, padahal negeri ini berlimpah air.

Djenar Abunetti
Teknologi selalu melahirkan teknologi, ia tak bisa berdiri sendiri.

Panji Cybersufi
Sayangnya perusahaan-perusahaan air minum kemasan mengelola sumber air di negeri ini dengan tidak memperhatikan lingkungan alam. Air telah dieksploitir sedemikian rupa dan diprivatisasi.
Walaupun toh berdalih dengan konsep CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai 'pemanis buatan'.
Sumber-sumber air itu (di Indonesia) telah dikuasai asing. Padahal sumber-sumber yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai negara untuk kepentingan kesejahteraan rakyat.
Dalam hal ini negara abai, praktek neo-liberal telah menggejala. Bagaimana dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)?!.


Pesan Pada Sebuah Botol Plastik

Panji Cybersufi
Dok. Pribadi. Khayangan, Wonogiri, Jawa Tengah
Ini bukan sebuah kisah yang dramatis, seperti menulis pesan kerinduan, memasukkannya kedalam botol lalu mengapungkannya ke laut lepas. Ndilalah, pesan itu sampai dan dibaca oleh yang namanya kerinduan.
Ini abad dengan segala kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi, tetapi manusia tetap saja sukar memahami hati. Atau ganti saja manusia-manusia itu dengan robot, cyborg, kloningan?!.
Aha, evolusi dan revolusi manusia. Padahal manusia itu memiliki beberapa jalur untuk "meng-ada" dan "menjadi".

1. Jalur manusiawi via Adam dan Hawa, juga menurut agama serta kepercayaan lokal masing-masing tentang asal mula manusia.
2. Jalur dengan kekerabatannya dekat dengan kera (binatang).
3. Jalur ke-kera-batan dengan teknologi, nantinya menurunkan robot, cyborg, kloningan bahkan mutant hasil rekayasa genetika. Namun era manusia digantikan mesin, belum akan terjadi, mungkin juga manusia hanya akan diperbudak teknologi. Mari lihat film Transformer, X Man saja.
Lalu manusia sibuk ngotot tentang ketiga jalur tersebut, padahal sebenanya mereka lagi ngomong dengan botol plastik itu. 
Bukan itu maksudku!, pesan botol plastik itu sederhana. Lihatlah kemasan botol plastik bagian bawah. Segitigakan?!.


Riwayat Tulisan:
Diadaptasi dari status Facebook Panji Cybersufi, 24 April 2013 dan 15 September 2014.
by Facebook Comment

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda akan memperkaya wawasan.