Social Icons

Sabtu, 19 Mei 2012

Huruf - Huruf Dalam Kehidupan

 ... " Time passed by. History became legend. Legend became myth ". 

( The Lord of The Ring )

 

Zaman pra-sejarah berakhir ditandai dengan tulisan ( prasasti ), memasuki zaman sejarah. Ketika Aji Saka merangkai Aksara Jawa ( Hanacaraka dst ) yang ditransfer dari India Selatan*. Pembacaan tentang tulisan ( prasasti ) pun dimulai.
Kita menyadari bahkan sampai sekarang masyarakat belum menjadi Reading Society sepenuhnya. Membaca sepintas lalu tanpa diaplikasikan lagi dalam bentuk tulisan. Padahal untuk menulis diperlukan wawasan luas. Membaca mutlak diperlukan. Membaca seperti apa ?!.
Waktu kecil seorang anak sering didongengkan orang tuanya sebelum tidur. Sekedar memberi contoh, bahwa masyarakat kita cenderung Oral History dari pada Writing Society. Walaupun awalnya sejarah diawali tulisan. Simbol, ikonografi--tulisan, aksara. Namun sekarang seolah gagap. Gagap membaca, gagap menulis.
Sejarah tidur pulas, banyak yang menjadi mitos.
Makam Panjang, Jherat Lanjheng, Dora Sembada, Aji Saka, Huruf Jawa.
Makam panjang ( Jherat Lanjheng ).

Kita dilahirkan di Bumi yang sama, dalam multi kultur Indonesia.
Mengenal setidaknya 3 Bahasa dan huruf, sebagian**. Huruf Jawa, Latin dan Arab. Bahasa Lokal dan Bahasa Indonesia sebagai rumpun Melayu. Tahun 80-pertengahan 90-an di Jogja khususnya, tercetak dengan cat " BBA-Bebas Buta Aksara, BBH-Bebas Buta Huruf " pada beteng - beteng  atau atap rumah. Merupakan program sosialisasi pemerintah, agar masyarakat menjadi Reading Society-Writing society. 
 Lalu menulis hanya merupakan variasi 26 Huruf Latin ( a-z ), 20 Aksara Jawa dan atau Huruf Arab. Mudahkan ?!.
 Bukankah tingkat kebudayaan Indonesia dikenal sangat tinggi melalui tulisan ( prasasti, artefak ) yang ditemukan ?!.
Menulislah agar sejarah tidak punah. Membaca tanda-pertanda, mengaji huruf - huruf  Ilahi Ya Rabbi. Ini sejarahku !, mana sejarahmu ?!. 


Bantul, 08 Agustus 2011.


*Babad Tanah Jawa. Aji Saka mempunyai 2 punggawa yang setia, Dora ( bukan Dora The Explorer lho ) dan Sembada. Mereka lalu bertualang ( nah persis the explorer nich ) meninggalkan Pulau Majeti. Dora menemani Aji Saka sementara Sembada tetap tinggal. Diperintahkan untuk menunggu pusaka. Aji Saka berpesan, tidak ada yang boleh mengambil, meminjam pusaka itu selain Aji Saka sendiri.
Pengembaraan sampailah di P. Jawa Dwipa. Di Medhang Kamulan dipimpin oleh Prabu Dewata Cengkar yang angkara. Pemimpin yang kanibalistik ( jadi ingat film Jungle Holocoust ). Singkat cerita, Aji Saka mampu mengalahkan Prabu Dewata Cengkar
Setelah lama bertahta di Jawa, Aji Saka teringat Sembada dan pusakanya. Diutuslah Dora untuk mengambil pusaka itu.
Dora dan Sembada berselisih pendapat. Sembada ngotot, yang boleh mengambil hanya Aji Saka sendiri. Pertarungan fisik tak terelakkan, berakhir dengan keduanya tewas.
Mengingat kesetiaan pembantunya, Aji Saka berkata ;
" Hanacaraka ( Ada utusan ),
Datasawala ( saling berselisih pendapat ),
Padhajayanya ( Sama - sama sakti ),
Magabathanga ( sama - sama menjadi mayat ) ".
Arti secara harfiah.
*khususnya Jawa, masyarakat mengenal 3 huruf ( Jawa, Latin, Arab ). Daerah lainnya umumnya mengenal 3 Bahasa ( Lokal, Indonesia, Arab ) tetapi masalah huruf hanya Latin dan Arab.
Bahasa Arab meluas digunakan di pondok - pondok  pesantren
.
 




Imam Marsus Dari India Selatan melaut ke barat di tanah Sri Lanka, tempat resi Walmiki merencanakan ekspansi untuk visi ribuan tahun ke depan: Tersebutlah sebuah nama pulau yang elok bagai paras perawan. Pulau itu bernama Jabadavipa, pulau untuk peristirahatan Prabu Rama dan Dewi Shinta, kelak apabila kalah melawan bala pasukan Prabu Rahwana. Kelak, anak cucu yang bertebaran di pulau itu menamakan sorga itu sebagai Jawa.

Imam Marsus
Aji Saka itu versi Babad Tanah Jawa, yo? Kalau ceritaku versi Ramayana, Nji. Bisa juga itu legenda, karena secara logika versi Ramayana dapat ditelusuri asal muasal tulisan dan bahasa Jawa kuno itu Sansekerta atau bahasa, tulisan atau huruf-huruf yang pernah berkembang di suatu wilayah di daerah India (India kuno dalam arti wilayah yang berbeda dengan teritorial India moderen. Wilayah teritorial India kuno itu meliputi India, Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka, seluruh daerah di sekitar semennanjung Himalaya dan sebagainya, yang secara garis besar terbagi menjadi dua sub ras dan suku bangsa, yaitu: Darivida sebagai pribumi, dan bangsa Arya (Indo Jerman yang juga melengkapi Persia atau Iran masa kini).

Panji Cybersufi Yoi versi Babad Tanah Jawa. Aksara Jawa itu memang transkrip dari India Selatan, perhatikan saja bentuknya mirip. Banyak terjadi asimilasi Budaya India dengan Nusantara. Kelihatanya Aji Saka-nama itu mengacu pada suatu suku di India ( Saka ). Tahun Saka kan penanggalan Hindhu. Setelah Babad Aji Saka itu kelihatanny juga nyambung Ramayana, Mahabharata secara epos, mitos.


Imam Marsus
Aji Saka mungkin hanya sebatas metafora: nama seseorang yang dipakai untuk menyampaikan pesan atau pelaku dalam istilah sastra. Tapi intinya adalah "metode". Metode mengajarkan baca-tulis yang gampang dicerna, lewat cara-cara dongeng, misalnya. Budaya Jawa tidak lepas dari cerita, drama atau kisah-kisah untuk memberi pesan moral kepada masyarakat. Gampangnya wayang. Cuma, kalau Ramayana atau Mahabaratha mungkin ada unsur realitanya, bukan hanya sekedar legenda.

Panji Cybersufi
Setuju mas. Media untuk menulis juga tersebar luas. Paling gampang belajar menulis ya bikin status di fb, Dairy.

Tapi di prasasti kelihatannya Aji Saka itu memang ada.

Ramayana, Mahabharata sudah menjadi realita dalam bentuk Wayang Kulit. Beberapa tempat juga terdeteksi di Indonesia mengenai setting epos ini. Kelihatan agak nyambung kalau di tarik ke Malwapati ( Angling Dharmo ). Sekitar Pati, Blora, Bojonegoro.
Ini juga yang sempat membuat ku berpikir tentang 'Atlantis itu Indonesia' ( Arisiyo Santos ), tapi agak rancu dengan Babad Tanah Jawa ini.

Imam Marsus
Resi Walmiki, pencipta Ramayana atau Aviyasa penyusun Mahabharata (atau Begawan Abiyoso versi wayang), bisa juga seorang nabi di luar 25 nabi dan rasul yang harus diketahui. Ajaran-ajaran moral Ramayana dan Mahabharata itu universal, hanya saja dalam perkembangannya kemudian mungkin banyak mengalami distorsi karena budaya mencatat lahir jauh hari kemudian semenjak dinasti Han di China menemukan kertas. Dengan kata lain, Ramayana dan Mahabharata sebagai sebuah kitab, awalnya adalah penceritaan turun temurun sebelum tertulis dalam teks kertas. Fenomena seperti itu lazim terjadi, selain nash kitab suci Al Quran yang terpelihara. Dengan kata lain, kembali ke awal, sejarah huruf dan bahasa Jawa kuno kemungkinan berhubungan erat dengan naskah asli Ramayan: Jabadavipa adalah Jawa.

Panji Cybersufi
Intrepretasi yang menarik !. Dalam salah 1 babak di Mahabharata, "Bhagavad gita " bukankah itu juga masuk dalam Kitab suci Wedha ( Hindhu ) ?!.

--kritisi jika aku keliru.

Hindhu berdiri sendiri sebagai agama bumi, sedang Islam merupakan agama langit / abrahamic-mengacu pada Nabi Ibrahim ( bapak para Nabi ). Dalam aliran Hidhu di Indonesia ada 2 versi, Hinayana & Mahayana.
Yap, Jawa dwipa = P. Jawa yang sekarang. Sayang aku kurang mengetahui tentang sejarah penyebaran bangsa - bangsa..
Kemungkinan yang terjadi, memang transkrip dari India ttapi dicipta ulang bentuk, grammar nya. Jadi menjadi Budaya asli Jawa dalam unsur perpaduan Hindhu India.
Tetapi di Sriwijaya pernah menjadi pusat pendidikan Hindhu seluruh dunia lho.

Imam Marsus
Timur adalah Timur dan Barat adalah Barat. Dan tidak akan pernah keduanya bertemu (Robert Kipling)


Yang menarik dalam agama Hindu (ini juga menurut versiku. Tolong koreksi kalau ada yang salah), Hindu adalah agama yang lahir di Timur (India) tapi disebarkan oleh orang-orang "Barat" (Barat dalam perngertian orang-orang bangsa Arya: bangsa Indo Jerman yang ribuan tahun lalu bermigrasi ke Asia dan menempati wilayah Persia dan India). Mungkin di sini perbedaan antara agama Samawi dan Ardhi, di mana agama Samawi adalah agama yang disebarkan oleh keturunan Ibrahim di sekitar jazirah Arab (Hijaz). Sedangkan agama Ardhi banyak terdapat di luar wilayah Arab. Dalam masyarakat India, terbagi menjadi dua: hitam atau keling yaitu ras Dravida, serta putih atau ras Arya. Tokoh-tokoh penyebar agama Hindu adalah bangsa Arya (kaum Brahmana). Dengan demikian, dalam konteks ini, bangsa Arya yang nota bene datang dari sekitar Jerman (Barat) tidak sesuai dengan kata-kata Kipling yang banyak diamini oleh orang-orang ketika membicarakan Timur dan Barat. Sampai di titik ini, agama dapat difahami bersifat universal, tidak pandang Timur maupun Barat.

Tentang kitab-kitab Hindu, mungkin (aku juga kurang tahu), kitab utama adalah Weda (berasal dari kata Vedic: pengetrahuan tentang ketuhanan) dengan kitab-kitab pendamping seperti Bagavad Gita, Upanishad, Mahabharata, Ramayan, bahkan Kama Sutera (sekali lagi koreksinya kalau keliru). Bagavad Gita mungkin lebih banyak disebut karena berisi bagian-bagian syairnya yang konon sangat indah.

Dan mengenai penyebaran ras manusia, ada riwayat yang tertulis (Saya hanya mengandalkan ingatan samar-samar. Koreksi kalau keliru) bahwa nabi Sholeh mempunyai lima orang putera yang sama sekali tidak mirip satu dan lainnya. Puteranya yang empat orang disuruh oleh nabi Sholeh berkelana masing-masing ke timur, selatan, barat dan utara. Hanya satu yang tetap tinggal bersama nabi Sholeh di jazirah Arab yaitu Samith. Anak turunan Samith inilah yang kelak dinamakan ras Semit, yang menurunkan bangsa Arab dan Yahudi. Yang ke utara, kemungkinan yang menurunkan bangsa Arya, di mana ras ini selalu mengaku sebagai ras yang paling unggul di dunia. Bisa dicontohkan akan klaim mereka, salah satunya dengan istilah Deutch ueber als (Jerman adalah segalanya) serta munculnya partai ultra nasionalis semacam Nazi-Hitler, yang selalu anti Semit.
Ketiga putera Nabi Sholeh yang lain yang kemudian mungkin menurunkan bangsa-bangsa Afrika Negro, Asia kulit kuning, Indian Amerika selatan dan lain sebagainya. Semua itu kemungkinan, Nji. Hanya menurutku saja. Mungkin ini salah. Yang lebih benar monggo, silahkan dilanjut Pak Manteb (Sambil mencicipi mendoan tempe dan kopi hitam).

Koreksi tulisan Anda: Mahayana dan Hinayana itu aliran dalam agama Budha, bukan Hindu. Budha Mahayana banyak dianut di Jepang, Korea dan China. Budha Hinayana basis pemeluknya di Asia Tenggara. Ada juga mazhad lain dalam Budha, yaitu Zen di Jepang, dan Lama di Tibet, yang terpisah dengan Mahayana dan Hinayana.

(Koreksinya kalau ada yang salah, yo...)

Panji Cybersufi
Tentang Weda yo aku samar - samar tetapi ada bagian2 ( Rig wedha, Yayur wedha--lupa aku ). Ada yang berisi do'a2 penyembuh, pujian2 dsb.

Kamasutra itu metodologi seks secara fisik, dikarang Vatsyana. Kalo ini semacam kitab terlarang.

Setahuku, Upanishad, Bhagavad Gita berisi tentang konsepsi ketuhanan.
Yang paling banyak proses penyebaran agama itu melalui perdagangan, bahkan perang penaklukan wilayah.
Aku perlu tambahan referensi iki, sejarah agak lupa aku.

Imam Marsus
Dalam Hindu di India, mungkin, sex dapat difahami sebagai suatu energi dalam diri manusia yang harus dapat dikendalikan menjadi sebuah energi positif, bukan energi negatif. Secara filosofis, menurut para penganut Hindu di India, sex harus berjalan bersama Karma (perbuatan), dan karma harus berjalan bersama Dharma (prinsip spirituil). Sex yang tertinggi dapat membawa manusia mencapai tingkat rohaniah yang lebih tinggi lagi, sehingga makin berkuranglah penyandaran makna sex yang hanya diartikan secara ragawi. Sex tertinggi dapat mempermudah manusia menjalani Samadhi. Pengertian seperti ini yang kemudian melahirkan berkembangnya tradisi dan ritual yoga dan tantra. Dan bukti adanya itu, dapat dilihat di kuil-kuil di India, juga candi-candi Hindu di Indonesia yang banyak tergambar ukiran-ukiran bergambar lingga dan yoni.

Imam Marsus Mungkin ke arah situlah, kitab Kama Sutera mengarah untuk menuntun manusia mengendalikan dan mengarahkan nafsu yang secara kodrati sudah terbawa sejak lahir..

Panji Cybersufi Mari kita berperan sbg Indiana Jones.
Ternyata, kalimat pembuka The Lord of The Ring bsa sinkron dg Jawa.
Historiografi Jawa memang sulit di baca seperti mmbc buku sejarah modern-- krn itu harus diterima sbg materi u/ ditafsir kmbli. Menafsir mitos demi pemahaman sejarah yg menyeluruh. Bkn sekedar memisahkn antara fakta dg mitos.


Imam Marsus Mungkin bisa dibikin film fiksi ya? gimana kalo dikasih judul: Javanica Jones and the Temple of Doom? Ente jadi tokoh antagonisnya, seperti wajah dalam fotomu yang berkumis panjang mirip Salvador Dali. Foto itu juga mirip bintang Bollywood, Amrits Puri yang suka bermain di film2 India pake nama Tuan Takur. Di film Indiana Jones, Amrits Puri yang berperan jadi musuh utama Harrison Ford.

Panji Cybersufi Ide yang bagus Mas Imam Marsus. ogah ah Salvador Dalli, pelukis besar yg diperbudak wanita. hahaha,... Betul, dibuat film tapi fiksi ilmiah. biar penikmat memilih ; domindn fiksi atau ilmiahnya ?!.-
by Facebook Comment

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda akan memperkaya wawasan.