Tidak
bisa dipungkiri, peradaban dunia banyak dibangun dari peradaban
sungai. Begitu pentingnya sungai bagi peradaban, maka selayaknyalah
manusia berkomitmen dan konsisten untuk menjaga, menggunakan dan
memanfaatkan sungai sebagagai sarana kehidupan.
Selain
dugunakan sebagai sumber air minum, dan kebutuhan air lainnya, sungai
juga digunakan untuk mengairi perkebunan dan pertanian. Di beberapa
tempat, sungai juga dimanfaatkan sebagai jalur transportasi juga
tempat jual beli ( Pasar Terapung ). Diantara kebudayaan dunia yang
dibangun dari peradaban sungai adalah peradaban Mesir yang tergantung
pada Sungai Nil, Mesopotamia yang memanfaatkan Sungai Eufrat dan
Sungai Tigris, China dengan Sungai Kuning, dan India dengan Sungai
Gangga. Begitu juga di Nusantara bagaimana kerajaan besar maritim
Sriwijaya dibangun oleh Sungai Musi dan Batanghari, dan tidak lupa di
Jawa Sungai Bengawan Solo juga ikut andil dalam membangun kebudayaan
Mataram.
“
Air mengalir sampai jauh, akhirnya ke laut,...
Itu
perahu riwayatmu dulu, kaum pedagang selalu naik itu perahu, ... “
Siapa
tak mengenal Sungai Bengawan Solo, dan lagu ciptaan almarhum Gesang
yang melegendaris ?.
Sungai
sepanjang hampir 600 km ini melewati hampir 20 kota dan kabupaten di
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sungai Bengawan Solo bermata air di
daerah Wonogiri menuju muaranya di Laut Jawa, dekat Kota Gresik.
Di
Solo pada 1 Februari 2013 lalu, beragam karya seni dari 6 sekolah
Menengah Pertama di kota tersebut mewakili Indonesia di Festival
Thames, yang sebelumnya digelar di London, September 2012 lalu. Karya
persembahan 120 pelajar Solo tersebut dipamerkan dalam Pameran Rivers
of The World
di Balai Soedjatmoko, Jalan Slamet Riyadi, Solo hingga 4 Februari
2013 lalu.
Proyek
“ Rivers of The World “
ini berada dibawah bendera Festival Thames, yaitu program seni dan
pendidikan. Program ini menghubungkan sekolah dan lebih 2.000 kaum
muda dseluruh dunia. Mereka yang berpartisipasi adalah remaja berusia
13 tahun hingga 15 tahun, adapun negara yang mengikuti eksebisi ini
diantaranya ; Indonesia, Inggris, Argentina, Korea, Irlandia,
Thailand, Amerika dan Turki. Para pelajar yang berpartisipasi
tersebut bekerja sama dengan seniman untuk menciptakan karya yang
diinspirasi oleh study mereka akan sungai di kota dan mitra kota
mereka.
Rivers
of The World
adalah program kerjasama British Council dan Thames Festival Trust,
London dimana pelajar dari negara – negara peserta didorong untuk
mempelajari sunagai, baik yang di kota mereka sendiri maupun yang
berada di negara peserta lain. Untuk kemudian diekspresikan kedalam
bentuk karya seni seperti lukisan, foto dan bentuk – bentuk seni
lainnya.
Di
Indonesia, Sungai Bengawan Solo dipilih menjadi sungai yang diikut
sertakan dalam Program Rivers
of The World
.
Selama
setahun, 120 siswa dari 6 sekolah Menengah Pertama Solo menerima
bimbingan dari seniman dan mentor yang tergabung di Yayasan Kampung
Halaman. Mereka membuat berbagai karya seni kreatif dengan Sungai
Bengawan Solo sebagai sumber inspirasinya. Enam sekolah yang terlibat
dalam kegiatan ini adalah SMPN 1, SMPN 4, SMPN 9, SMP Muhammadiyah 7,
SMP Kalam Kudus dan SMP Kasatriyan. Sedangkan beberapa fasilitator
diantaranya ; Abu Juniarenta, Deden Bangkit, Seto Wibowo, Dani
Iswandar, Fourish Sekartaji, dan Irwan Dwi Nuryadi.
Menurut
Deden Bangkit selaku fasilitator dan seniman dari Yayasan Kampung
Halaman, semua karya yang dikerjakan berdasarkan riset terlebih
dahulu. Para fasilitator dan partisipan melakukan riset diberbagai
tempat, mulai dari museum hingga kehidupan disekitar sungai itu
sendiri. Deden menjelaskan bahwa para remaja banyak memiliki bakat
untuk menggambar, namun sebagai fasilitator tugasnaya adalah
menggiring mereka untuk menggambar sesuai dengan tema yang disepakati
dan berdasarkan riset.
Tales
of Rajamala
Karya
yang dikerjakan oleh para pelajar di Kota Solo diantaranya “ Tales
of Rajamala
Dan River
Culture, River of Life
“. Ide “
Tales of Rajamala “
tersebut didapat setelah para partisipan berkunjung ke Museum Radya
Pustaka dan menemukan cerita tentang Rajamala,
sebuah perahu tunggangan Sunan Paku Buwono IV untuk mengarungi Sungai
Bengawan Solo dalam rangka melamar putri Bupati Cakraningrat di
Sumenep. Beberapa karya yang dibuat diantaranya menggunakan teknik
ukir Crayon dan Fotogram.
Karya
para pelajar ini sebelumnya pada Juni 2012 dipamerkan di London,
Inggris dan pada September 2012 lalu juga dipamerkan disepanjang
Sungai Thames, London bersama karya seni pelajar dari negara –
negara peserta lainnya.
Country
Director British Council Keith Davies mengatakan, sebagai Lembaga
Kebudayaan Inggris, British Council memfasilitasi hubungan
internasional melalui program – program kerja sama antar generasi
muda untuk mempromosikan pemahaman dn keberagaman budaya.
“
Di
Program Rivers of The World, British Council bekerja sama dengan
Thames Festival Trust dan memberikan kesempatan pada pelajar dari
seluruh dunia untuk saling memahami dan menginspirasi satu sama lain
“
kata Davies.
Melalui
pemahaman ini diharapkan akan semakin memupuk kepedulian terhadap
berbagai isu sosial dan lingkungan yang ada disekitar mereka maupun
belahan dunia lainnya. Selain lukisan, Pameran Rivers
of The World kali
ini juga diisi dengan petisi bersama Bengawan Solo bersih dan
art-workshop
menggunakan bahan – bahan daur ulang . (
rap ).
Riwayat
Tulisan
“ Rivers
Of The World : Tales of Rajamala “ :
Diambil
dari tulisan di Tribun Jogja edisi Minggu Kliwon, 10 Februari 2013,
hal 12 Art and Culture, dengan penggabungan tulisan yang berjudul “
Pelajar Solo Gelar Pameran Rivers of The World “ dan “ Tales of
Rajamala “.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda akan memperkaya wawasan.