Saya akan memulai pembacaan tentang manga (Komik Jepang) Naruto chapter 688 "The Sharingan" (translasi versi Mangapanda).
Naruto 688 The Sharingan, h.17 |
Chapter ini dominan pada persahabatan antara Hatake Kakashi, Uchiha Obito dan Rin Nohara. Persahabatan yang dipertemukan dalam kebersamaan kelompok ninja dibawah mentor Namikaze Minato. Relationship-friendship-leadership-ship, pokoke.
Persahabatan tersebut menimbulkan daya yang luar biasa
untuk terus menciptakan kedamaian. Dalam komik dilukiskan sebagai kekuatan
supranatural, tidak logis (Ninjutsu).
Perdamaian dan pergulatan.
Padahal semua itu hanya bersumber pada persahabatan.
Persahabatan dalam hal ini merupakan bagian dari Ninshuu (semacam idealisme Sage
of the 6 Paths, pembelajaran ninja).
Naruto 646 God Tree, h.8 |
Naruto 646 God Tree, h.9 |
Naruto 646 God Tree, h.10 |
Bandingkan penjelasan Madara dengan perkataan Sage of 6 Pathts tentang ninjutsu dan ninshuu
Naruto 670 The Beginning, h.10 |
Kita memandang dunia yang bulat ini (dalam komik, dunia itu
plat, berjalan dari panel demi panel) melalui sistem inderawi. Clan Uchiha
memandangnya melalui mata (Sharingan,
Rinnegan).
Memata-matai sejarah melalui Eternal Mangekyou Sharingan (Kaleidoscope
Copy Wheel Eye).
"Pandanglah masa depan melalui mataku, sahabat"
kata Obito pada Kakashi.
Transplantasi matapun dilakukan. Kakashi terkenal dengan
julukan "Copy Ninja Kakashi'.
"Mari tulis lagi masa depan itu".
Naruto 688 The Sharingan, h.5 |
Apapun tujuan anda membaca komik, setidaknya mulailah
memahami bahwa orang lain menemukan kesenangan waktu "ngomik".
Persahabatan antara Obito dengan Kakashi ibarat air dan
minyak, semacam rivalitas. Tak harus menghilangkan identitas masing-masing
dalam menjalin hubungan. Itulah yang menjadikan manusia unik, otentik satu
dengan lainnya. Tentu dalam kerangka besar memahami dengan penuh ketegasan akan
identitas masing-masing. Tanpa identitas, kita takkan saling mengenali.
Akhirnya pemahaman hanya omong kosong. Orang bertanya dengan sinis ;
"Adakah masih punya nilai; persahabatan, segala kebaikan melalui
kedamaian, keadilan, kesejahteraan, bukankankah dunia ini sudah berjalan dengan
sistem perimbangannya dengan sendirinya?!".
Lalu kita berdiri dimana ; keragu-raguan, kehati-hatian?!.
Kesamaan air dan minyak adalah sifat serta zatnya yang
cair. Ini sudah banyak diketahui orang, tapi jarang dipahami. Bagaimana dengan
pluralitas?!.
Naruto 670 The Beginning, h.6 |
Ap
Agung
Saya suka komik wayang
Rerintik
Hujan
Mau itu baca buku, dengerin lagu, ato ngomik, semuanya
pasti ada kesenangannya tersendiri
Panji
Cybersufi
@Ap Agung : lihat makhluk besar pada panel diatas,
hidungnya yang panjang mirip karakter Wayang Petruk?!. Itu kalau diganti
Petruk, jadinya Petruk memakai zirah perang (Petruk Dadi Satriya). Belum ada yang membuat cerita "Petruk Dadi Satriya", seorang
babu yang menjadi pahlawan. Realitas di negeri kita, pembantu menjadi pahlawan
devisa dengan segala permasalahannya.
Yang ada hanya "Petruk
Dadi Ratu". Dalam konsep demokrasi, rakyatlah yang berkuasa. Tapi
rakyat tetap saja dibodohi, hanya dibutuhkan ketika pemilihan umum saja.
Segala cerita tentang Petruk merupakan kreasi lakon
carangan. Sebab dalam cerita, rakyat kecil hanya figuran bagi para penguasa.
Alias tidak penting eksistensinya.
Panji
Cybersufi
@Rerintik : yang dimaksud oleh Scott McCloud untuk me-re-inventing komik melalui jalur sastra
adalah perpaduan antara teks (balon kata) dan gambar dalam komik. Mendaya
gunakan kekuatan kata dan gambar. Salah satu contohnya adalah : Novel Grafis.
Rerintik
Hujan
Hehehe..soal novel grafis itu, beberapa waktu lalu sempat
jadi pembahasan dengan teman-teman juga. Kalau saya pribadi, belum terlalu bisa
membedakan antara komik, baik yang menggunakan style gambar ala barat maupun
style Jepang yang disebut manga,
dengan novel grafis. Contohnya, mungkin mas Panji Cybersufi pernah baca 'novel
grafis' V for Vendetta. Banyak dari
kita yang bilang kalau V for Vendetta
itu novel grafis (seperti yang di klaim oleh penerbitnya) dan nggak rela kalau V for Vendetta dibilang sebagai komik.
Padahal, sang penulisnya sendiripun nggak pernah mengklaim sbg novel grafis.
Jadi gimana dong?
Panji
Cybersufi
Hmm,... waduh, pertanyaan tentang perbedaan antara komik
dengan novel grafis, membutuhkan kompleksitas jawaban dari berbagi segi. Saya
perlu berpikir ulang, jeda sejenak untuk menjawabnya
Pengertian komik yang umum adalah cerita (ber)gambar
(Cergam). Definisi ini terlalu luas, jika begitu Wayang Beber, panel-panel
candi (Kammawibangga di Borobudur,
misal), ilustrasi cerpen, selebaran-selebaran dari Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM )yang menggunakan media cergam, bisa termasuk dalam definisi tsb.
Menurut McCloud, Komik adalah gambar-gambar dan
lambang-lambang lain yang terjukstaposisi
( berdekatan, bersebelahan, istilah yang sulit dalam sekolah seni) dalam
turutan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi dan atau mencapai
tanggapan estetis dari pembaca.
Istilah jukstaposisi,
kau bisa bertanya pada Om George Soedarsono Esthu untuk lebih gamblang.
Sedangkan menurutku, novel grafis lebih menekankan pada
narasi kata. Kalimat yang punya nilai sastrawi (kontennya tidak harus bentuk
puisi). Novel yang bergambar.
Memang dalam seni, komik masih dipandang sebelah mata
(sebelah memicing biar fokus).
Panji
Cybersufi
Sastrawan Indonesia yang konsen dengan perkomikan sebagai
referensi untuk menambah wawasan : Seno Gumira Ajidarma (SGA).
Masalah V For
Vendetta, aku belum baca novelnya tapi pernah lihat filmnya.
Novel grafis menaikkan citra dari komik itu sendiri, sebuah
karya yang lebih serius. Komikpun bisa dianalisa dari segi teknik gambarnya,
peralihan antar panel sebagai alur cerita, dll.
Sebagai tambahan referensi, sila baca.
Rerintik
Hujan
Hmm..maaf, baru buka fb, jadi belum buka link nya
Nah, itu, mengutip yg baru saja mas Panji Cybersufi tulis,
penekanan pada pengertian novel grafis sebagai sebuah karya yang lebih serius
(dari apa yang disebut komik ya?). Menurut saya, disitulah rancunya. Barangkali
kita terbiasa dengan komik-komik dan manga
(serta anime) dari masa kecil kita yang memang menyuguhkan tema-tema yang
simple (sehingga kesannya bukan karya yang serius?), sementara sebenarnya
banyak juga karya komik/manga yang
temanya lebih kompleks/dark (noir) yang tentu saja digarap dengan
'serius'. Oh ya, sebenernya pengertian serius itu bagaimana ya mas?
Panji
Cybersufi
Sedianya saya pernah pengin buat komik, lalu di-up grade menjadi novel grafis "Ki
Blangkon 1". Saya gambar pada kertas buku yg bergaris menggunakan ballpoint (English : Bolpen Rp 1.000,-)
lalu di-scan (bukan CT Scan, MRI, atau USG, sken biasaya). Tapi saya menyadari, teknik gambar saya masih
kurang.
Untuk menggambar bentuk makhluk hidup (manusia, hewan,
khususnya), seseorang harus memahami ilmu urai tubuh (anatomi). Setelah paham,
silakan going wild sebebas-bebasnya
untuk menemukan ciri khas yang personal dari gambar tsb. Ini logika yang
berpadu dengan rasa juga imajinasi.
Jika diperlebar, seni patung dan anatomi, orang yang tepat
untuk mengulasnya, tak lain adalah Dolorosa Sinaga.
Ah, ini terlalu meluas.
Ini gambaran awalku tentang "Ki Blangkon 1"
sebelum editing gambar menggunakan aplikasi software.
Nah ini gambar yang sudah diedit menggunakan software editing gambar. Masih parah,
ternyata.
Saya putuskan untuk sejenak jeda dari dunia pergambaran,
nulis dulu saja.
Coba direnungkan, Hierogliph Mesir, tulisan Hijaiyah Arab, Kanji Jepang, China, Korea, Aksara Jawa, Sunda, Bali, Pallawa, Bhrahmi, Prenagari yang dari India itu, kesemua itu gambar/tulisan?!.
Coba direnungkan, Hierogliph Mesir, tulisan Hijaiyah Arab, Kanji Jepang, China, Korea, Aksara Jawa, Sunda, Bali, Pallawa, Bhrahmi, Prenagari yang dari India itu, kesemua itu gambar/tulisan?!.
Dalam komik, gambar dan tulisan bersatu setelah sekian lama
"bercerai" (baca : tulisan menjadi sastra, alat komunikasi, sedangkan
gambar menjadi lukisan).
Rerintik
Hujan
Baru selesai baca link
nya nih.. yang Hikmat Darmawan (kayaknya dulu pernah baca ini) mata lansung
tertuju ke 'Mat Samson' hehehee...
Cukup jelas penjelasannya disitu. Salah satu yang saya
tangkap, istilah novel grafis berasal dari dunia perkomikan Amerika untuk
memberikan 'kelas' tersendiri terhadap komik-komik dengan tema yang lebih
kompleks daripada tema komik anak-anak/remaja. Dimana kondisi tersebut 'tidak
perlu' dilakukan pada industri komik Jepang, dimana manga memang mendapat tempat terhormat, sebagaimana diungkapkan melalui
komen Si Medski dan balasan dari si empunya blog, Hikmat Darmawan (dimana dunia
komik/manga inilah yang juga jadi
rujukan saya).
Diadaptasi
dari status Facebook Panji Cybersufi, 2014.
Situs Mangapanda diblokir. Mangapanda merupakan situs dengan konten manga (Komik Jepang).
Screen shot diambil pada 2 Januari 2015.
_________
(1). Dua belas revolusi komik
menurut Scott McCloud:
1. Komik Sebagai Karya Sastra
Komik dapat menghasilkan
sekumpulan karya yang layak dipelajari dan menampilkan dengan penuh makna
hidup, waktu, dan pandangan pengarang.
2. Komik Sebagai Seni
Sifat-sifat artistik formal
komik dapat dipandang mampu mencapai kualitas yang sama dengan bentuk seni
seperti lukisan atau patung.
3. Hak-Hak Komikus
Para pembuat komik bisa
memegang kendali yang lebih besar atas nasib karya-karya mereka dan memperoleh
pembagian keuntungan finansial secara adil.
4. Inovasi Industri
Bisnis komik dapat dicipta
ulang agar dapat melayani produsen dan konsumen dengan lebih baik.
5.Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat mengenai
komik dapat diperbaiki sehingga setidaknya masyarakat memahami potensi komik
dan dipersiapkan agar bisa menyadari adanya kemajuan jika itu terjadi.
6. Pengawasan Institusional
Lembaga pendidikan tinggi dan
hukum dapat mengatasi prasangka yang telah beredar luas mengenai komik dan
memperlalukan komik secara adil.
7. Keseimbangan Gender
Komik dapat memikat semua
jenis kelamin dan dibuat oleh semua jenis kelamin.
8. Representasi Kaum
Minoritas
Komik tidak hanya memikat dan
dibuat oleh laki-laki berkulit putih, heteroseksual, dan berasal dari kelas
menengah keatas.
9. Keragaman Genre
Komik mampu menampilkan
beraneka ragam genre, bukan hanya fantasi kekuatan remaja.
10. Produksi Digital
Pembuatan komik dengan
peralatan digital.
11. Pengantaran Digital
Distribusi komik dalam bentuk
digital.
12. Komik Digital
Evolusi komik dalam
lingkungan digital.
McCloud, Scott. Damaring
Tyas Wulandari Palar (penerjemah).
2008. Reinventing Comics Mencipta Ulang Komik, Bagaimana Imajinasi dan
Teknologi Merevolusi Seni Komik. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
(KPG), h. 10, 11, dan 22.
Catatan
Akhir Tahun
Tidak,
dunia ini bukan merupakan keburaman. Namun kita sebagai manusia yang meruang
dan mewaktu, memandang dunia hanyalah separuh-separuh, keterpisahan, iris demi
iris kejadian. Seberapa luaskah fisik dan non fisik kita sanggup mengarungi
dunia selama manusia masih mempunyai waktu (peluang, kesempatan, usia)?!.
Melalui
berbagai macam relasi yang terjalin, manusia saling melengkapi dan menyatukan
mozaik-mozaik, panel-panel dalam gambar kehidupan itu sebagai bentuk pemahaman
(ilmu pengetahuan). Akhirnya manusia menjadi saksi sejarah, memata-matai
sejarah.
Manga
Naruto telah berakhir pada chapter 700 edisi full colour. Demikian itulah
kehidupan; penuh warna-warni. Bukan berarti pembacaan terhadap gambar-gambar
hidup tertuntaskan, melainkan anime serial Naruto Shippuden masih berjalan juga
menantikan Naruto The Movie “The Last”
tayang 2015.
Mari
mewaktu dan meruang di pergantian tahun ini, memasukinya dengan Al Fatihah.
Jogjakarta,
02 Januari 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda akan memperkaya wawasan.