Social Icons

Selasa, 30 Juli 2013

Hukum Gossen 1 Dalam Bubur Kacang Ijo Madura



Kuliner Khas Nusantara
Berangkat sama malamnya, aku dan bayangan mengitari Yogya. Perut mulai lapar. Ada yang lekas ramai, lalu lintas kota. Diseberang gang agak jauh, polisi tidur lebih dipatuhi pengendara ketimbang rambu – rambu lalu lintas ataupun polisi berseragam sendiri. Malam melewatinya pelan – pelan. Didekat perempatan aku berhenti. Gerobag dorong dengan tenda dan kain penutup Kuning bertulis, “ Sedia Bubur Kacang Ijo Es Kacang Ijo Madura “ membuatku berhenti, bukannya traffic light.
Ada 2 tipe warung Bubur Kacang Ijo ( Burjo ), model gerobag dorong seperti yang kulihat, buka dari jam 17.00 – 23.00 WIB dipinggir jalan dan warung permanen ( semacam Warung Tegal, Warteg ) yang tidak hanya menyediakan Burjo tetapi juga mie rebus, gorengan, makanan dan minuman yang murah meriah khas kota Pelajar. Kalau yang ini, biasanya buka 24 jam. Jika diperhatikan, terdapat kesamaan antara Warung Burjo dan Angkringan.




by Facebook Comment

Tradisi Ramadhan ; Tadarus Al Qur'an


Tradisi Ramadhan 1 ; Tadarus Al Qur'an di Kampungku

Tradisi Ramadhan
Setiap menjelang Ramadhan suasana menjadi marak. Baik dari segi dan dimensi spiritual, sosial kemasyarakatan, seni budaya, ekonomi, politik, kesehatan, kriminalitas. Marak, karena kesemua itu berkorelasi. Walaupun toh, pada waktu - waktu lainnya juga begitu tapi Ramadhan mempunyai nilai beda tersendiri. Meriah secara fisik ( seperti festival ), emosional dan spiritual secara bersamaan.
Harga daging Sapi yang meroket di pasaran hingga berkisar Sembilan Puluh Ribu Rupiah sampai Seratus Sepuluh Ribu Rupiah per kilo gramnya. Entah sengaja " dibuat " untuk menyambut Ramadhan ataupun faktor lainnya. Yang jelas, seharusnya harga - harga kebutuhan pokok dapat diprediksikan dan dikendalikan. Tidak ada " Invisible hands ", melainkan perencanaan ekonomi yang matang dari pemerintah. Akhir – akhir ini memang, Indonesia lebih cenderung bergerak kearah Ekonomi Neo Liberal.
Tapi sudahlah, daripada mengurusi Sapi yang tak habis persoalannya, dapatkah kau dengar itu ?!.
by Facebook Comment

Pertautan Study Islam dan Antropologi [ 2 ]


Oleh M. Amin Abdullah

Keynote Speecher, disampaikan dalam Dialog Kebudayaan, LPM Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 15 Januari 2011

Keempat, comparative. Studi dan pendekatan antropologi memerlukan perbandingan dari berbagai tradisi, sosial, budaya, dan agama – agama. Talal Asad menegaskan lagi disini bahwa, “ What is distinctive about modern anthropology is the comparisions of embedded concepts ( representation ) between societies differently located in time or space. The important thing in this comparative analysis is not their origin ( Wastern and Non-Wastern ), but the form of life that articulate them, the power they release or dissable “ ( Talal Asad. Formations of The Secular : Christianity, Islam, Modernity. Stanford, California : Stanford University Press, h. 17 ).
Setidaknya, Cliffort Geertz pernah memberi contoh bagaimana dia membandingkan kehidupan Islam di Indonesia dan Marokko. Bukan sekedar untuk mencari kesamaan dan perbedaan, tetapi yang terpokok adalah untuk memperkaya perspektif dan memperdalam bobot kajian. Dalam dunia global seperti saat sekarang ini, studi komparatif sangat membantu memberi perspektif baru baik dari kalangan insider maupun outsider ( Fazlur Rahman, 1985. “ Approaches to Islam in Relegious Studies : Review Essay “. Dalam Richard C. Martin [ Ed. ], Approaches to Islam in Relegious Studies. Tucson : The University of Arizona Press, h. 196. Juga Kim Knott. “ Insider Outsider Perspective “ dan John R. Hinnells, 2005. The Routledge Companion to Study of Religion. London and New York : Routledge, h.243-255 ).
by Facebook Comment

Pertautan Study Islam dan Antropologi [ 1 ]


Benarkah Ada Bid'ah Dalam Kebudayaan ? :
Pertautan Dirasat Islamiyyah ( Study Islam ) dan Antropologi

Agama selalu mencakup dua entitas yang tidak dapat dipisahkan tetapi bisa dibedakan. Yaitu normativitas ( teks, ajaran, beliefs, dogma ) dan juga historisitas ( praktik dan pelaksanaan ajaran, teks, beliefs, dogma tersebut dalam kehidupan konkret di lapangan, seperti di lingkungan kehidupan komunitas ( organisasi sosial keagamaan, organisasi profesi ), masyarakat pedesaan ( rural ) atau masyarakat perkotaan ( urban ), situasi konteks politik ( rezim pemerintahan Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi ), jaman yang berbeda ( abad tengah, modern, post modern ), tingkat pendidikan yang berbeda ( Pesantren, MI, MTS, Aliyah, atau SD, SMP, dan SMA dan lebih - lebih S1, 2, dan 3 di perguruan tinggi dan otodidak ), pelatihan atau training ( halaqah, tarbiyah, pengajian majlis taklim ), pendidikan umum dan pendidikan agama, pesantren kilat dan begitu seterusnya. Bahkan sekarang ada yang merasa cukup lewat internet, situs - situs, e book dan begitu seterusnya.
 
Nyadran, Tradisi Menyambut Ramadhan
Studi Agama dan Studi Islam kontemporer perlu memperhatikan dua entitas tersebut dengan cermat, sehingga para dosen, mahasiswa dan peminat studi agama dan studi Islam tidak terkejut - kejut dan tidak perlu kecewa. Apalagi marah - marah meluapkan emosi, jika terjadi dan menjumpai " perbedaan tafsir keagamaan " pada level historisitas, meskipun idealnya memang tidak perlu adanya perpecahan karena bersumber dari sumber ajaran normative yang sama, yaitu teks - teks dan nash - nash Al Qur'an dan Al Sunnah. Realitas seperti ini berlaku untuk semua penganut - penganut agama besar dunia, baik yang Abrahamik ( Yahudi, Kristen, Islam ) maupun agama - agama non Abrahamik ( Hindu, Budha, Konghucu, Sikh, Bahai dan lain - lain ), serta tradisi - tradisi atau agama lokal yang lain selain yang disebut diatas.
by Facebook Comment

Radio MBS : Irama Gangga


Radio MBS Jogja
Program " Irama Gangga " merupakan program dari MBS, sebuah 
radio lokal di Jogja yang mulai mengudara sejak tahun 1980-an dan 
masih eksis sampai sekarang. Program ini tidak melulu membahas 
tentang musik dan film, namun juga Budaya India itu sendiri. Riset 
projek ini membawa kami pada ' sub kultur ' baru atas konsumsi 
budaya populer India di Indonesia. Para penggemar Irama Gangga 
ini tidak sebatas mengonsumsi, bahkan memproduksi pengetahuan 
baru. 
Program ini menjadi semacam pusat study budaya populer India. 
Mereka melakukan pengarsipan data ( koleksi sejarah ), mempelajari 
Bahasa India lewat film hingga menghasilkan kamus, bahkan 
beberapa mengidentifikasikan diri mereka melalui gaya berpakaian 
dan nama alias " India ". Semua dilakukan dengan cara yang unik 
 dan jelas organik.
by Facebook Comment