Social Icons

Kamis, 11 April 2013

Tiga Sekawan Mencari Wayang


Globalisasi menawarkan rute – rute mobilitas baru untuk proses perpindahan, pertukaran, perlintasan berupa gagasan ataupun bersifat material. Semua bergerak, materi dan non materi. Terlalu sering kita melewati, berhenti dan berpindah lagi pada sebuah stasiun namun kita hanya menganggapnya sebatas fisik ( material ) saja.
“ Turun dimana ?! “
Buku terbitan Republika, Buku Politik, kebobrokan Indonesia
Pilpres Priesiden Abal - Abal Republik Amburadul
( dok : koleksi pribadi, pemberian dari Arai )
by Facebook Comment

Religiusitas, Keberagaman dan [ DIS ]



Religiusitas1 dan keberagaman oleh Metropolelightberry2 didekati melalui bagaimana subjek menghargai ketidakmampuan. Tema [ DIS ] diangkat dari kata disability, yang berarti ketidakmampuan. Bagi Metropolelightberry, apabila kita memposisikan diri sebagai kaum difabel, tentu akan tidak sangat mngenakkan dianggap sebagai individu yang tidak mampu. Kata [ DIS ] memiliki sifat konotatif, yang seharusnya sudah tidak lagi digunakan. Menurut kelompok ini, sudah saatnya kita memiliki empati dan membuang jauh judgment konotatif terhadap disabel.


Catatan Kuratorial Workshop [ DIS ]


Parallel Events, Disabel
The working team of [ DIS ] project with the students and the teachers
at The Special-Needs Public School, SLB Negeri I Bantul

Source  Post Event Catalogue Parallel Events and Festival Equator Biennale
Jogja XI Equator #1
by Facebook Comment

Rabu, 10 April 2013

NIAS : Potret Sebuah Masyarakat Tradisional II


Dalam tulisan sebelumnya telah diuraikan asal - usul Orang Nias.

Proses Asimilasi dan Akulturasi : Hubungan Antar Etnik

Hanya dengan memahami proses diatas kita dapat meletakkan dasar asal – usul Orang Nias sekarang ini :
  1. Masa Mesolitikum ( Neolitik-Megalitik ) Pulau Nias telah dihuni oleh pendatang migrasi gelombang pertama yang dalam tradisi Hoho disebut sebagai orang yang tinggal dibawah tanah ( aro Dano ). Dengan postur tubuh kecil, warna kulit kehitam – hitaman ( ciri khas Weddid ), rambut ikal hingga keriting. Arkeologis, peninggalan mereka terdapat di gua – gua ( bawah tanah ) yang sekarang merupakan situs arkeologis-historis di Nias. Mereka ini disebut “ orang asing “, “ manusia bawah tanah “ ( ndrawa, aro dano ). Kita temukan peninggalan – peninggalan purbakala seperti peralatan dari batu dan serpihannya ( sebagai alat pukul ), bekas abu pembakaran dan berbagai fragmen tulang dan lain sebagainya. Budaya ini mirip dengan Budaya Paleotikum ( Hoabinh ) di Vietnam dan Thailand 5. Manusia yang tinggal dibawah tanah ( gua ) ini kemudian dalam mitologi dan religi di Nias dikaitkan dengan dewa bawah ( tanah ), yaitu Laturedano.
by Facebook Comment