Social Icons

Minggu, 24 Februari 2013

Kabasaran : Tarian Perang Minahasa



Nusantara memiliki banyak ragam tari keprajuritan. Yang ini berasal dari Minahasa.
Kabasaran adalah sebuah tarian perang yang mencerminkan sifat – sifat kepahlawanan sejati pada Masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara. Kostum penari umumnya berwarna merah menyala dihiasi berbagai aksesoris bahan alam ; kulit kayu pada baju, mahkota dengan paruh Burung Taon dan bulu – bulu Ayam. Sementara tongkat terbuat dari batang Pohon Tawaang Merah yang dikeramatkan oleh Masyarakat Minahasa. Selain itu, para penari juga memakai kalung dengan bandul tengkorak Monyet. Ini melengkapi gambaran spiritual magis tarian.
by Facebook Comment

Rabu, 13 Februari 2013

Kesehatan, Kesenian Dan Network Marketing



Tahun terus berganti, “ sudahkah kita merencanakan kesehatan kita 3 bulan kedepan, 6 bulan kedepan atau 1 tahun kedepan ?! “.
Mungkin pertanyaan ini dianggap tidak realistis, mengada – ada dan sebagainya. Kesehatan kog direncanakan. Bukankah mencegah ( preventif ) lebih baik ketimbang mengobati ( kuratif ) ?!. Tetapi hal ini juga tergantung situasional.
Secara logis, kesehatan dapat diukur dari tanda – tanda vital yang mempengaruhi kondisi seseorang. Dari segi fisik dapat berupa ; tekanan darah, kadar gula darah, tekanan jantung, berat badan dan lainnya.
Masih ingat ketika Balita yang setiap perkembangan kesehatannya selalu dipantau sebulan sekali dalam Pos Pelayanan Terpadu ( POSYANDU ) ?!.
Apabila kita tidak bisa merasakan cahaya Matahari dan bunga – bunga yang sedang bermekaran pada pagi hari, mungkin gelombang dalam tubuh kita memang belum siap untuk beresonansi dengan keindahan gelombang Matahari dan bunga – bunga tersebut. Jika gelombang instrinsik kita seperti itu, kesehatan kita akan terganggu.
by Facebook Comment

Senin, 11 Februari 2013

Pasar Tradisional Dan Baju Kotak - Kotak

Tulisan " Pasar Tradisional dan Baju Kotak - Kotak " ini telah dijabarkan dalam tulisan selanjutnya, walaupun mengambil bidang kajian yang lebih kecil dalam kerangka yang lebih besar.
by Facebook Comment

Senin, 04 Februari 2013

Rebo Pungkasan ; Harmonisasi Budaya, Religi Dan Ekonomi



Tradisi Rebo Pungkasan Di Indonesia

Tradisi Rebo Pungkasan berkembang di daerah Jogja, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. Rebo Pungkasan ( Rebo Wekasan, Rebo Kasan ) merujuk pada ritual yang dilaksanakan Hari Rabu terakhir Bulan Sapar ( Syafar ) setiap tahunnya. Dari penelitian literer, Ritual Rebo Pungkasan bersumber dari Kitab Mujarrobat Ad Dairoby Al Kabir karya Ahmad Bin Umar Ad Dairoby ( wafat 1151 H ), Kitab Kanzu An Najah Wa As Surur Fi Al Ad`iyah Allati Tasyrohu As Shudur karya Abdul Hamid Quds, Kitab Al Jawahir Al Koms karya Muhammad Bin Khothiruddin Al Atthar ( wafat 970 H ), Kitab Hasyiyah As Sittin dan sebagainya. Pada intinya menerangkan bahwa, di Hari Rabu terakhir Bulan Syafar akan terjadi banyak malapetaka. Umat Islam diwajibkan untuk berdo`a dan sholat pada hari tersebut sebagai penolak bala. Namun semua anjuran sholat di Hari Rabu terakhir Bulan Syafar, tidak satupun merujuk pada nash Qur`an dan Hadits.
by Facebook Comment

Gus Dur : Sebuah Buku Yang Selalu Terbuka Oleh Arif Gumantia



Kehilangan Gus Dur bagi saya dan juga kita adalah sebuah kehilangan yang tak terperi. Meskipun saya selalu menghiburnya dengan kalimat : Gus Dur tidak pergi hanya pulang. Tapi sungguh, saya sangat kehilangan “ pendekar ” dengan jurus - jurusnya yang tak terduga dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan di negara kita tercinta ini.
Saya juga sependapat dengan kalimat dari Gus Yahya Cholil Staquf : “ Aku tak pernah berhenti percaya bahwa seandainya yang menjadi presiden waktu itu adalah Gus Dur sebelum sakit, pastilah hari ini Indonesia sudah punya wajah yang berbeda, wajah yang lebih cerah dan lebih bersinar harapannya.”
Meskipun sering kita hanya bisa senantiasa bengong dan takjub oleh gagasan-gagasan dan tindakan - tindakannya.
Gus Dur adalah sebuah buku yang terbuka. Yang senantiasa siap kita baca, kita tafsirkan, kita diskusikan, dan barangkali juga siap untuk dicaci maki oleh lawannya, meskipun Gus Dur tidak pernah memposisikan bahwa, mereka yang berbeda ide dan pemikiran adalah sebagai seorang “ lawan ” tapi lebih sebagai sahabat berdiskusi dan beradu argumentasi. Sebagai sebuah Buku sangat lah menantang untuk dibaca Karena Gus Dur tidak mengikuti arus, juga tidak melawan arus, tapi Gus Dur menciptakan arus pemikiran - pemikiran, yang tidak hanya berhenti pada sebuah ucapan yang bombastis, tapi secara konsisten juga diwujudkan dalam perilaku, tindakan, dan amaliyah beliau.
by Facebook Comment

Kerinduan Sosio Kultural



I.

Kita slalu saja menawar waktu, sedikit – dikit beralasan. Slalu dan masih slalu
hitung untung rugi, terkadang dua hal itu begitu imajinatif.
Terkadang perasaan mencapai kekanakan. Gemar bermain petak umpet waktu
sedang bayangan menandakan kau.
Dalam kesunyian seolah kita berperan sebagai Tuhan. Jika Ia mencipta dengan
; “ Kun ! “, kita mencipta ulang dengan imajinasi ; “ Simsalabim ! “, “ Adakadabra ! “.
Yang pasti kita sedang bermain cermin, mematut diri agar layak kala pertemuan
tiba. Aku belajar tersenyum, tak ada kata – kata sedalam senyuman. Andai ini
masih bisa ditawar, mungkin ; “ ya, aku menemuimu “.
Maklumlah, perasaan ini berawal dari kerinduan. Kerinduan spiritual.
Ketika kanak – kanak bertemu dan udara memerah setelah itu.
by Facebook Comment

Wonokromo


Wonokromo 1

Aku mengenal kakek buyutku dari ibuku sendiri. Beliau tidak melakukan sesuatu yang besar dan berharga pada masa hidupnya. Bagiku kakek telah melakukan hal yang besar untuk keluarga. Hal kecil namun terus dikenang sampai sekarang, bahkan wujudnya masih ada.
“ Apa aku akan dikenang oleh cucu cicitku ?! “. Bisiku dalam hati.
“ Sekedar nama saja “.
Aku selalu berpikir seperti itu. Lamat - lamat mulai terbayang sosok kakek buyutku. Dari atas kebawah, kenangan menjadi nyata. Sosok masa lalu menjelma muda pada diriku.
Lalu Ibu akan bercerita begitu fasihnya tentang beliau. Menurutnya, ketika bercerita padaku ia menemukan kembali sosok kakek buyut. Mirip secara fisik dan beberapa sifat dasar pada diriku. Entah Ibu mengetahuinya dari mana. Aku sangat menyayanginya maka kupercayai saja ceritanya.
by Facebook Comment

Jumat, 01 Februari 2013

MENDARAS LIBERASI SENI WAYANG Oleh Yunitasari Amalia



Wayang Beber, Komunitas Wayang Beber Metropolitan, WBM
Sungguh nyentrik pria yang menunggu kami di semburat jingga kali ini. Rambut gimbal yang panjang, wajah tirus dan sederet asesoris yang melekat di tubuhnya. Seniman itu bersama Samuel Edi, aku memanggilnya Mas Edi. Ia tak sendiri, bersama anak muda lainnya dari Komunitas “ Wayang Beber Metropolitan” ( WBM ) tengah menunggu kami. Setelah berjabat tangan, di lesehan emperan kafe, kami membuka kehangatan senja bersama kopi, gorengan dan rokok. Lalu mengalirlah kisah WBM yang menjunjung spirit romantik nan heroik pencarian Panji Asmoro Bangun terhadap Dewi Sekartaji.
by Facebook Comment

Cerita - cerita Pendek Panji Cybersufi oleh Imam Marsus


Cerita - cerita Pendek Panji Cybersufi

Panji (Panji Cyber Sufi) begitu jeli dan faham berbagai hal yang dihadapinya. Ia melihat, mengamati, merasakan dan mengendapkan, kemudian ia kembalikan dengan keindahan. Mengasyikkan, seperti apa yang ditulisnya dalam bentuk cerita. Beberapa cerpen stok lama yang ditulisnya ia kirimkan via email. Cerpen - cerpennya mengejutkan. Ia bermain-main dengan kata - kata. Dan ia mampu menyamarkan apa yang ada di balik cerita, sehingga teks terhindar dari sekedar bahasa pemaparan kronologi penceritaan yang verbal. Beberapa di antara cerpen - cerpen tulisan Panji itu adalah:
by Facebook Comment