Social Icons

Selasa, 27 November 2012

Rumah Kita Sendiri


Seperti memutar kembali kisah – kisah lama ; Romeo – Juliet, Laila – Majnun, Sampek – Engtay, Pronocitro – Roro Mendut, Rama – Shinta, Panji – Candra Kirana, Panji – Prasasti. Yang terakhir pasti masih asing karena memang tidak terkenal. Sejarah luput mencatatnya. Padahal, “ Semua mendapat tempat, semua harus dicatat “ seloroh Chairil Anwar.
Memaknai rahasia tentang relasi manusia antar manusia, manusia dengan Sang Penguasa ( pemimpin, Tuhan ) juga keterkaitan dengan alam sebagai setting cerita. Sebuah cerita yang selalu direproduksi oleh zaman untuk menimbulkan harapan. Mungkin segelintir manusia sudah terlalu bosan dengan cerita yang itu – itu saja. Namun itulah balutan emosi.
Cerita ini dimulai dari sebuah rumah tradisional. Konsep konstruksi bangunan rumah nenek moyang yang sederhana namun tahan gempa. Joglo, Kampungan ( Pelana ), Limasan merupakan bentuk rumah tradisional Jawa. Senthong, gandhok, pendapa, emper, pringgitan, patehan merupakan bagian dalam Rumah Tradisional Jawa yang khas.
by Facebook Comment

Kamis, 22 November 2012

Kaos ; Identitas Dan Krisis

Klaim identitas atau status dalam kaos oblong bersifat ambigu, dalam
terminologi Umberto Eco { 1979 } , representasinya selalu bersifat under
coded. Berhubungan secara synecdochical { satu bagian dari kaos mewakili
keseluruhan kepribadian seseorang } dengan pengalaman, relasi sosial,
nilai atau status yang diklaim secara eksplisit maupun implisit oleh pemakainya.
Senada dengan hal itu, Orang Jawa sering menilai kepribadian seseorang dari pakaian yang dikenakan. Tidak serta merta pilihan itu berkorelasi dengan benar atau salah. Lebih pada persoalan penerapan antara pas tidak pas, sesuai dan tidak sesuai. Ketersesuaian dengan waktu, tempat, subjek, objek dan fungsinya. Aturan, norma – norna yang berlaku di masyarakat, kebiasaan, agama turut memperkaya penilaian dan identitas kaos oblong. Mode dan budaya konsumtif.
by Facebook Comment

Kamis, 15 November 2012

Cembengan Sampai The Bridge On The River Kwai

 
PG - PS Madukismo dibangun tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Diresmikan oleh Presiden Ir. Soekarno 29 Mei 1958. Sekarang pemilikan saham berubah menjadi 65 % milik Sri Sultan Hamengku Buwono X, 35 % pemerintah dikuasakan PT. Rajawali Nusantara Indonesia ( RNI ). .
Dahulu kita swasembada gula dan merupakan salah satu negara pengekspor gula. Namun semenjak Program Tebu Rakyat Intensifikasi ( TRI ) yang sudah berlangsung 1975 dihentikan, produksi gula lokal dan  nasional merosot tajam. UU Sistem Budi daya Tanaman tahun 1992, membebaskan petani memilih komoditas yang akan ditanam. TRI resmi dibubarkan dengan Inpres No.5 tahun 1998. Memang banyak pro dan kontra pelaksanaan TRI.
Setiap Mei - September mesin - mesin tua tinggalan kolonial Belanda menggiling Tebu. 165 hari tanpa henti. 
 PG - PS Madukismo merupakan usaha menasionalisasi Pabrik - pabrik Kolonial Belanda pasca kemerdekaan NKRI.
by Facebook Comment

Singkong


Sudahkah anda membaca Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong ?!. Biografi salah satu pengusaha yang sukses di Indonesia, yang ( bahkan ) promosi bukunya begitu gencar di Media Massa. Tetapi kali ini bukan bermaksud untuk meresensi buku tersebut. Hanya saja masih menyangkut Singkong.

...  " Orang bilang tanah kita tanah sorga,... " masih ingat Lagu Koes  Plus  ini ?!.
Masih segar dalam ingatanku ketika kelas 5 SD, guruku bercerita tentang Mukibat. Petani sederhana dari Desa Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur yang berhasil meng-okulasi ( peyambungan ) batang Ketela Pohon biasa ( Singkong ) dengan  Ketela Karet. Batang Ketela Pohon biasa dibawah sedang batang Ketela Karet diatas.
" Jangan kebalik " pesan guruku.
by Facebook Comment